Ekonomi Terancam Goyah, Trump Tetap Keras Kepala

Ekonomi Terancam Goyah, Trump Tetap Keras Kepala
Presiden Donald Trump di Sidang Umum PBB. Foto: AFP

jpnn.com, WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan para pejabat Gedung Putih membantah bahwa pertumbuhan ekonomi AS kemungkinan akan goyah. Kemungkinan tersebut muncul sebagai resiko resesi dan perang dagang dengan Tiongkok.

Meski demikian, Trump terlihat belum siap untuk mendapatkan kesepakatan dagang dengan Tiongkok. "Kami melakukannya dengan sangat baik, konsumen kami kaya. Saya memberikan potongan pajak yang luar biasa," ujar Trump, Minggu (18/8) seperti dilansir oleh Reuters.

Meski terlihat optimistis, namun menurut pejabat Gedung Putih, Trump akan sulit mencapai kesepakatan dagang dengan Tiongkok. Gedung Putih mengisyaratkan bahwa Tiongkok harus terlebih dahulu menyelesaikan unjuk rasa Hong Kong sebelum mencapai kesepakatan dengan AS.

BACA JUGA: Sinyal Donald Trump soal Pendampingnya di Pilpres AS 2020

Hal tersebut pun diperkuat oleh argumen Trump yang mengatakan bahwa dirinya ingin melihat penyelesaian Hong Kong bekerja dengan sangat kemanusiaan. "Saya pikir itu akan sangat baik untuk kesepakatan dagang," tambah Trump.

Sementara itu, penasihat ekonomi Gedung Putih, Larry Kudlow mengatakan bahwa para deputi perdagangan dari kedua negara akan melakukan pembicaraan dan sepuluh hari ini. Jika pertemuan antar perwakilan tersebut berjalan lancar, AS akan mengundang Tiongkok untuk berkunjung dan memajukan perundingan-perundingan demi mengakhiri pertempuran dagang kedua negara.

Diketahui, akibat dari perang dagang AS dan Tiongkok, pertumbuhan ekonomi AS cukup tertekan dan muncul resiko alami resesi. Meski demikian Kudlow menyanggah ancaman resesi dan menyatakan bahwa semuanya berjalan lancar. (rmol/jpnn)


Berita Selanjutnya:
CEO Pahlawan

Trump terlihat belum siap untuk mendapatkan kesepakatan dagang dengan Tiongkok. Padahal, ekonomi sudah diprediksi bakal goyah


Redaktur & Reporter : Adil

Sumber RMOL.co

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News