Eks KKO: Ada Sayatan Melingkar di Leher Jenderal Ahmad Yani

Eks KKO: Ada Sayatan Melingkar di Leher Jenderal Ahmad Yani
Vence Kandouw dan foto kenangan di rumahnya di Desa Tembokrejo, Kecamatan Muncar, Banyuwangi. Foto: FREDY RIZKI/RADAR BANYUWANGI/JPNN.com

Termasuk pasukan KKO yang pernah menjadi muridnya dan pernah dilatihnya. Salah satunya Kopral Sugimin yang masih hidup hingga kini.

”Saya ketemu Sugimin, langsung saya bilang, ‘Ayo, melok neng Lubang Buaya’ (ayo, ikut saya ke Lubang Buaya). Dia bertanya juga, ‘ate laopo?’ (mau apa?) Saya bilang saja tidak tahu. Ada perintah dari atasan. Setelah itu dia juga membantu saya mencari anggota,” ceritanya.

Setelah itu, terkumpul 11 orang anggota KKO dan satu orang RPKAD yang langsung diajak Vence untuk melapor ke Lettu Mispan. Mereka langsung dipertemukan dengan Kapten Suhendar.

Keesokan harinya, sekitar pukul 04.00 pagi tanggal 4 Oktober 1965, sebanyak 12 penyelam bersama Kapten Suhendar langsung berangkat ke Bandara Halim Perdana Kusuma yang lokasinya dikabarkan berdekatan dengan Lubang Buaya.

Di sana, Vence bersama rombongannya langsung berusaha mencari lokasi Lubang Buaya.

Setelah bertanya ke sana ke mari, Vence bersama pasukannya bertemu dengan dua orang petugas Polisi Angkatan Udara (PAU) yang sedang berpatroli.

Mereka pun lantas menunjukkan di mana lokasi Lubang Buaya. Selama perjalanan itu, Vence sempat menemui beberapa warga.

Mereka juga mengakui jika lokasi Lubang Buaya itu sering digunakan untuk berlatih Pemuda Rakyat dan Gerwani.

Baru bisa masuk ke Lubang Buaya saat Soeharto datang. Saat jasad Jenderal Ahmad Yani diangkat, semuanya langsung bereaksi.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News