Eks KKO: Ada Sayatan Melingkar di Leher Jenderal Ahmad Yani

Eks KKO: Ada Sayatan Melingkar di Leher Jenderal Ahmad Yani
Vence Kandouw dan foto kenangan di rumahnya di Desa Tembokrejo, Kecamatan Muncar, Banyuwangi. Foto: FREDY RIZKI/RADAR BANYUWANGI/JPNN.com

Dia juga menceritakan, selain pasukan katak yang dibawanya, sebelumnya juga sempat ada beberapa orang yang diperintahkan untuk masuk ke sumur Lubang Buaya. Tetapi mereka hanya dibekali masker dan tidak ada satu pun yang kuat masuk Lubang Buaya.

”Sebelumnya ada orang-orang yang disuruh masuk ke sana. Sepertinya para tahanan, tapi tidak ada yang mampu. Baru setelah kita yang masuk, semua jenazah bisa diangkat. Semuanya langsung dibawa ke dalam peti dan dibawa ke RSPAD,” terangnya.

Setelah semua jenazah terangkat, Letjen Soeharto kemudian mengumpulkan para KKO yang telah membantu pengangkatan jenazah.

Soeharto berterima kasih kepada 12 anggota pasukan katak itu karena telah membantu penemuan jenazah para jenderal.

”Terima kasih telah membantu mengangkat jenazah para jenderal, sampaikan ucapan terima kasih saya kepada Jenderal-mu (Jenderal KKO, Red),” jelas suami Theresia Judih Mool itu menirukan ucapan Jenderal Soeharto.

Pascaperistiwa pengangkatan jenazah para jenderal itu, Vence pun kembali ke aktivitas semula. Atas jasanya, Vence pernah menjadi ajudan KSAL R.E. Martadinata. Namun, dampak dari Gestapu menurutnya masih cukup terasa.

Karena tersiar kabar jika akan ada Gestapu jilid 2 yang menyasar jenderal-jenderal yang tersisa seperti Soeharto.

”Waktu itu, KSAL sampai harus pindah rumah sehari sekali. Kita masih khawatir ada gerakan susulan. Ada isu waktu itu akan ada Gestapu tahap 2, mereka mengancam jenderal-jenderal yang tidak pro-PKI. Bahkan, ada kabar jika mayat para jenderal dan tentara yang tidak pro-PKI akan digantung di Jalan Keramat, apa tidak seram?” kata pria kelahiran Kebumen, Jawa Tengah itu.

Baru bisa masuk ke Lubang Buaya saat Soeharto datang. Saat jasad Jenderal Ahmad Yani diangkat, semuanya langsung bereaksi.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News