Eks Lokalisasi Dolly Jadi Sarang Narkoba
Sabu-sabu dari tangan Beni tidak hanya untuk melayani konsumen yang datang ke Dolly. Tapi, dia juga mengedarkannya ke seantero Surabaya. ”Selain itu, ke luar kota dan pulau,” kata Agus.
Luasnya area peredaran tersebut disebabkan sabu-sabu yang dipasok ke tempat Beni sangat besar. Sejak Maret lalu, Beni mendapat kiriman dua kali yang masing-masing diakuinya 5 kg.
Dengan mempekerjakan empat kawannya yang tiga di antaranya warga Putat Jaya, Beni mengedarkan sabu-sabu tersebut ke berbagai konsumen. Baik dalam jumlah besar maupun kecil.
Salah satu kaki tangan Beni kini masih buron. Inisialnya B. Dia itu pula yang bersama Toni mengirimkan 700 gram sabu-sabu kepada Yudi. ”Kurir tersebut kini sedang kami buru. Begitu pula YO dan MG,” tegas Setija.
Berdasar pengakuan Beni, YO dan MG berada di Cilacap. Tapi, polisi tidak menelan mentah-mentah keterangan tersebut. Apalagi dari paket kiriman yang masuk kepada Beni, polisi menemukan catatan bahwa barang ilegal tersebut dikirim dari Jakarta.
”Ini yang masih kami telusuri. Yang jelas, apa yang kami ungkap ini menunjukkan bahwa penutupan Dolly merupakan langkah yang tepat. Sebab, kalau dibiarkan, banyak sisi negatif dari lokalisasi tersebut,’’ papar Setija. (fim/c6/ib)
SURABAYA – Asumsi bahwa bisnis haram akan tumbuh subur di tempat maksiat bisa jadi benar. Eks lokalisasi Dolly, misalnya, ternyata bukan hanya
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Bejat! Guru Silat di Riau Cabuli 4 Muridnya Saat Latihan
- Korban Begal di Jambi yang Sempat Ditetapkan Tersangka Akhirnya Dibebaskan
- Casis Bintara Polri Dibegal di Jakarta Barat, Polisi Langsung Bergerak
- Kurir 15 Kilogram Sabu-Sabu Nekat Naik Motor
- Pensiunan Kemenhub Ini Diburu Polisi terkait Pencabulan Anak
- Anak Bunuh Ibu, Pelaku Sempat Bilang Begini kepada Tetangga, Berikan Rp 330 Ribu