Ekspor Galangan Kapal Batam Lesu, Ini Penyebabnya

Ekspor Galangan Kapal Batam Lesu, Ini Penyebabnya
Ekspor Galangan Kapal Batam Lesu, Ini Penyebabnya

Alhasil, secara keseluruhan permintaan kapal juga turut lesu. Untungnya, pada 2014 lalu ekspor kapal dari Batam tertolong oleh permintaan dari Australia. Sehingga, pertumbuhan ekspor terkerek hingga 62 persen (yoy).

"Proyeksi tahun ini hampir sama dengan 2014," kata dia.

Gusti menyarankan industri galangan kapal di Batam mulai melirik peluang menggarap potensi pasar dalam negeri. Pasalnya, kata dia, pemerintah pusat tengah getol menggalakkan program kemaritiman yang disuarakan Presiden Jokowi. Saat ini tercatat, market share produksi kapal buatan Batam mayoritas di ekspor sebanyak 60 persen dan sisanya untuk pasar domestik.

"Manfaatkan itu untuk menggenjot suplai kapal dalam negeri," katanya.

Sementara itu, Badan Pengusahaan (BP) Batam menyatakan tak ada pengurangan jumlah perusahaan galangan kapal di Batam meski dikabarkan produksi untuk ekspor menurun.

"Masih sama, tidak ada yang sampai gulung tikar," ujar Kasubdit Humas dan Publikasi BP Batam, Ilham Eka Hartawan, Rabu (15/4).

Ilham menyebut, jumlah perusahaan galangan kapal dan offshore di Batam sebanyak 114 perusahaan. Pihaknya juga belum menerima laporan perusahaan yang tutup atau kabur ke luar negeri.

Dihubungi terpisah, Sekretaris Konsulat Cabang Batam Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI), Suprapto mengatakan sejauh ini tak ada keluhan dari para pekerja akibat penurunan produksi ekspor kapal dari Batam. Ia juga menyebut tak ada pemutusan hubungan kerja bagi para karyawan terkait hal tersebut.

BATAM - Industri galangan kapal (shipyard) Batam tengah menghadapi kondisi sulit pasca resesi global dalam beberapa tahun terakhir. Kantor Perwakilan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News