Ekspor Lesu, Neraca Dagang Masih Surplus

Ekspor Lesu, Neraca Dagang Masih Surplus
BPS. Foto: Jawa Pos.Com

jpnn.com - JAKARTA – Ekspor Indonesia belum juga menunjukkan tanda-tanda membaik. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), nilai ekspor pada Juli masih terkontraksi di angka USD 9,51 miliar.

Jumlah tersebut menurun 17,2 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Bila dibandingkan dengan bulan sebelumnya, nilai ekspor anjlok 26,67 persen.

Kinerja impor juga tergerus dengan nilai USD 8,92 miliar atau drop 11,57 persen jika dibandingkan dengan bulan yang sama tahun lalu. Kalau dibandingkan dengan bulan sebelumnya, kinerja impor tersungkur 11,56 persen.

Dengan demikian, sepanjang Juli masih terjadi surplus USD 598,3 juta. Alarm kewaspadaan muncul pada indikator penurunan nilai impor bahan baku dan bahan modal yang selama Januari–Juli turun 12,12 persen dan 15,16 persen.

Sebaliknya, impor barang konsumsi justru meningkat 12,31 persen. Kepala Ekonom BCA David Sumual menyatakan, pertumbuhan impor bahan baku dan barang modal yang masih lemah merupakan pertanda negatif.

Sebab, volume impor bahan baku adalah indikator bergeraknya industri dalam negeri. ’’Sebab, kita impor bahan bakunya,’’ kata David di Hotel Millennium, Jakarta, kemarin (15/8).

Impor bahan baku dan barang modal tersebut biasa terkait dengan investasi. ’’Harapannya, realisasi investasi pada semester kedua bisa lebih kencang lagi,’’ ujarnya.

Menurut David, tidak ada masalah jika terjadi kenaikan impor selama defisit neraca berjalan masih kurang dari tiga persen. Sebab, impor bahan baku dan barang modal juga akan mendorong pertumbuhan ekonomi. ’’Kita kan ingin pertumbuhannya juga terus meningkat,’’ ungkapnya.

JAKARTA – Ekspor Indonesia belum juga menunjukkan tanda-tanda membaik. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), nilai ekspor pada Juli

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News