Ekspor Lesu, Neraca Dagang Masih Surplus

Kepala BPS Suryamin menjelaskan, surplus perdagangan pada Juli yang mencapai USD 598,3 juta masih lebih rendah daripada surplus Juni USD 900,2 juta. Juga lebih kecil jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencatat surplus USD 1,38 miliar.
Suryamin menambahkan, masih lemahnya kinerja perdagangan internasional merupakan dampak belum pulihnya perekonomian global. Hal tersebut berpengaruh pada kinerja ekspor dan impor, khususnya yang terhubung dengan negara mitra dagang utama. ’
’Ya, kita tidak bisa memungkiri memang perekonomian global belum pulih. Jadi, dampaknya pasti ke permintaan dan kegiatan dagang negara-negara mitra kita,’’ terangnya.
Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara berharap perekonomian Tiongkok terus melanjutkan tren perbaikan. Tetapi, hal itu perlu dibarengi dengan kebijakan tentang nilai tukar yuan agar lebih stabil.
’’Ekonomi Tiongkok bakal berpengaruh ke harga komoditas dan kebijakan kurs Tiongkok. Sebab, kebijakan kurs Tiongkok akan memengaruhi kurs negara lain,’’ paparnya. (ken/dee/rin/jos/jpnn)
JAKARTA – Ekspor Indonesia belum juga menunjukkan tanda-tanda membaik. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), nilai ekspor pada Juli
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Bank Raya Dukung Komunitas Pelaku Usaha Go Digital dengan Raya App
- Sistem Proteksi Listrik Nasional Dinilai Lebih Baik dari Eropa
- Layanan Transfer Antar-Bank via RTOL melalui JakOne Mobile Bank DKI Telah Normal
- Pegadaian Hadirkan Promo Titip Emas Gratis, Dijamin Pasti Aman
- Bea Cukai Gagalkan Penyelundupan Rokok & MMEA Ilegal Senilai Rp 870 Juta di Semarang
- Bea Cukai Fasilitasi Ekspor Perdana 29.460 Karton Sarden Kaleng Banyuwangi ke Afrika & UEA