Ekstensifikasi Cukai untuk Optimalkan Penerimaan Negara
“Apalagi BPJS Kesehatan yang selama ini jebol ditopang dengan pendanaan dari cukai rokok. Jika cukai rokok ini seret, dari mana pendanaannya?” tuturnya.
Yustinus menyarankan pemerintah segera melakukan ekstensifikasi cukai untuk memperbaiki penerimaan cukai terhadap produk domestik bruto.
Sebab, di Indonesia, rasio penerimaan cukai dibandingkan dengan gross domestic product (GDP) masih sangat kecil. Angknya bahkan lebih kecil dibandingkan rata-rata negara Amerika Latin.
Dia menambahkan, Indonesia termasuk negara dengan jumlah barang kena cukai paling kecil, yakni hanya tiga.
“Di negara lain banyak, bisa di atas sepuluh, termasuk negara tetangga kita seperti Thailand dan Singapura,” terangnya.
Dia menyebutkan terdapat potensi barang yang dapat dikenakan cukai sebagai ekstensifikasi cukai.
“Ada plastik yang selama ini ternyata masih mandek, ada minuman ringan berpemanis, ada emisi karbon dari kendaraan bermotor, baterai, dan lainnya yang dapat di contoh dari pengenaan cukai di negara lain,” ucapnya.
Menurut dia, pemerintah dapat melakukan benchmarking kebijakan ekstensifikasi cukai di negara lain.
Target penerimaan cukai terus meningkat dari tahun ke tahun. Selama ini target itu dibebankan ke tiga industri.
- Produksi Rokok Turun 4,2 Persen, Ini Penyebabnya
- Penerimaan Kepabeanan & Cukai Capai Rp 77,5 Triliun
- Ini Penjelasan Bea Cukai Soal Aturan Pelayanan & Pengawasan Pengangkutan Barang Tertentu
- Tekan Peredaran Rokok Ilegal, Ini 2 Program yang Gencar Dilakukan Bea Cukai Malang
- Dampingi Komisi XI DPR saat Reses di Pasuruan, Dirjen Bea Cukai Askolani Sampaikan Ini
- Bea Cukai Malang Ajak Satlinmas dan Masyarakat Gempur Rokok Ilegal Lewat Kegiatan Ini