Elpiji 50 Kg Naik Harga

Elpiji 50 Kg Naik Harga
Elpiji 50 Kg Naik Harga
Selama ini, elpiji 50 kg dan bulk banyak digunakan oleh industri sektor usaha kecil menengah (UKM), maupun pelanggan komersial seperti hotel, restoran, rumah sakit, maupun rumah mewah.

Sebelumnya, Direktur Pemasaran PT Pertamina Djaelani Sutomo mengatakan, untuk bisnis elpiji nonsubsidi (12 Kg, 50 Kg, dan bulk), tahun lalu Pertamina merugi hingga Rp 3,24 triliun. "Jika tidak ada penyesuaian harga, maka tahun ini kerugian dari bisnis elpiji nonsubsidi akan mencapai Rp 4,7 triliun," ujarnya. Padahal, dalam Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP) 2011, kerugian bisnis elpiji nonsubsidi ditargetkan bisa ditekan hingga Rp 2,3 triliun.

Djaelani menyebut, sepanjang kuartal I 2011, Pertamina telah menjual elpiji nonsubsidi sebanyak 0,29 metrik ton, atau melampaui target yang sebesar 0,23 metrik ton. "Hingga akhir tahun nanti, penjualan elpiji nonsubsidi akan mencapai 0,90 metrik ton," ujarnya.

Harun menambahkan, sebenarnya, permintaan elpiji 50 Kg oleh pelaku industri dan bisnis diperkirakan mencapai 1,2 juta ton. Namun, karena tidak ingin terlalu banyak merugi, Pertamina terpaksa membatasi penjualan hingga 900 ribu ton saja. "Karena itu, dengan penyesuain harga, kami akan menambah pasokan untuk kebutuhan industri, "karena menjelang Puasa dan Lebaran, biasanya kebutuhan gas elpiji terus meningkat," janjinya.

JAKARTA - Kalangan industri dan bisnis yang selama ini menggunakan elpiji tabung 50 kilogram (Kg) maupun bulk, harus bersiap-siap merogoh kocek lebih

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News