Elpiji 50 Kg Naik Harga
Sabtu, 02 Juli 2011 – 05:28 WIB
Selama ini, elpiji 50 kg dan bulk banyak digunakan oleh industri sektor usaha kecil menengah (UKM), maupun pelanggan komersial seperti hotel, restoran, rumah sakit, maupun rumah mewah.
Baca Juga:
Sebelumnya, Direktur Pemasaran PT Pertamina Djaelani Sutomo mengatakan, untuk bisnis elpiji nonsubsidi (12 Kg, 50 Kg, dan bulk), tahun lalu Pertamina merugi hingga Rp 3,24 triliun. "Jika tidak ada penyesuaian harga, maka tahun ini kerugian dari bisnis elpiji nonsubsidi akan mencapai Rp 4,7 triliun," ujarnya. Padahal, dalam Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP) 2011, kerugian bisnis elpiji nonsubsidi ditargetkan bisa ditekan hingga Rp 2,3 triliun.
Djaelani menyebut, sepanjang kuartal I 2011, Pertamina telah menjual elpiji nonsubsidi sebanyak 0,29 metrik ton, atau melampaui target yang sebesar 0,23 metrik ton. "Hingga akhir tahun nanti, penjualan elpiji nonsubsidi akan mencapai 0,90 metrik ton," ujarnya.
Harun menambahkan, sebenarnya, permintaan elpiji 50 Kg oleh pelaku industri dan bisnis diperkirakan mencapai 1,2 juta ton. Namun, karena tidak ingin terlalu banyak merugi, Pertamina terpaksa membatasi penjualan hingga 900 ribu ton saja. "Karena itu, dengan penyesuain harga, kami akan menambah pasokan untuk kebutuhan industri, "karena menjelang Puasa dan Lebaran, biasanya kebutuhan gas elpiji terus meningkat," janjinya.
JAKARTA - Kalangan industri dan bisnis yang selama ini menggunakan elpiji tabung 50 kilogram (Kg) maupun bulk, harus bersiap-siap merogoh kocek lebih
BERITA TERKAIT
- BRI & E9pay Perkuat Kolaborasi Layanan Finansial Bagi PMI di Korsel
- Pembiayaan Mikro dan Ultra Mikro BRI Capai Rp 622,6 Triliun
- Amartha Perkuat Komitmen Membangun Ekosistem Finansial Inklusif di Asia Tenggara
- Hanasui Lebarkan Sayap ke Negeri Jiran, Konsisten Tawarkan Produk Harga Terjangkau
- Tokyo MoU Annual Report 2023: BKI Berhasil Pertahankan Kategori High Performance RO
- Lewat PGTC 2024, Pertamina Siap Kolaborasi Hadapi Trilema Energi