Emak-emak Geluti Kesenian, Karyanya Diapresiasi Negeri Jiran

Emak-emak Geluti Kesenian, Karyanya Diapresiasi Negeri Jiran
KREATIF: Pipiek Isfianti menunjukkan buku tunggalnya yang berjudul Janji Sri. Foto: dokumentasi pribadi for Radar Kudus

Mereka memberi semangat. Sehingga, dia bisa berkembang di dunia yang benar-benar dicintai.

Alumnus IAIN Walisongo Semarang (sekarang UIN) itu bercerita, kecintaannya pada dunia tulis-menulis dan seni peran dimulai ketika masih duduk di bangku SMP. Ketika itu ayahnya berlangganan majalah anak-anak.

Karena sering membaca, Pipiek tertarik menulis. ”Tambah semangat waktu tulisannya dimuat dan dapat honor. Jadi, masih kecil, bisa dapat duit, kan senang sekali,” tutur warga Desa Tumpangkrasak, Kecamatan Jati, Kudus itu.

Di samping aktif mengirim cerpen ke media, Pipiek juga menulis puisi yang sudah diterbitkan dalam bentuk antologi. Di antaranya Antologi Puisi Jepara 2015, Antologi Puisi Penyair Indonesia Kartini 2012, Antologi Puisi Habis Gelap Terbitlah Terang, Antologi Puisi Berawal dari Al-Quds dan banyak lagi.

Sementara buku tunggalnya telah terbit. Yakni antologi cerpen bertitel Janji Sri yang diterbitkan September 2017. Tahun ini dia berencana menerbitkan karya tunggal berbentuk cerita anak. 

Pipiek juga tercatat pernah mewakili Indonesia di ajang Mastera Cerpen se-Asia Tenggara pada 2003 lalu. Event itu digagas Pusat Bahasa Kemendikbud.

Karyanya juga berhasil terbit di majalah Brunei Darussalam dan tabloid Malaysia. ”Tahunya tiba-tiba ada transferan (honor, red). Satu lembar cerpen kalau di Brunei itu seratus ribu. Jadi kepikiran nulis di sana,” ujar Pipiek sembari berseloroh.

Karir kepenulisan Pipiek tak bisa dipisahkan dari pengalamannya sebagai reporter. Ketika lulus kuliah, Pipiek pernah bekerja menjadi reporter tabloid remaja di Semarang.

Pipiek Isfianti merupakan ibu rumah tangga yang aktif menulis puisi, cerpen dan buku, hingga menjadi penyiar radio dan menggeluti seni peran.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News