Empat Fenomena Menarik yang Muncul di Pilkada DKI

Empat Fenomena Menarik yang Muncul di Pilkada DKI
Empat Fenomena Menarik yang Muncul di Pilkada DKI

jpnn.com - JAKARTA - Komite Independen Pemantau Pemilu (KIPP) melihat gairah masyarakat untuk mengetahui dan terlibat dalam perhelatan Pilkada DKI Jakarta, sangat besar. Baik secara langsung maupun melalui hadirnya teknologi informasi dan media sosial.

Menurut Caretaker KIPP Kaka Suminta, gairah tersebut merupakan sebuah fenomena yang menarik. Pasalnya, tingkat partisipasi pemilih pada pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak 2015 lalu, tidak terlalu tinggi. Hanya berkisar 60-70 persen. Bahkan pada pemilihan wali kota Medan misalnya, tingkat partisipasi masyarakat tak melebihi 30 persen.

Karena itu perhelatan pilkada DKI, kata Kaka, perlu mendapat perhatian serius dari semua pihak, terutama pemerintah dan penyelenggara. Sehingga keterpanggilan masyarakat menyalurkan hak pilih, dapat benar-benar maksimal nantinya.

"Fenomena lain, pada pilkada DKI juga terlihat adanya kehadiran partisipasi publik. Ini kemudian melahirkan konstelasi politik yang khas dengan hadirnya kelompok-kelompok relawan yang berafiliasi kepada bakal calon, terlepas dari dukungan partai politik," ujarnya.

KIPP menurut Kaka, juga melihat Pilkada DKI Jakarta mengundang banyak tokoh nasional untuk diusung atau memajukan dirinya sebagai bakal calon kepala daerah, dengan seluruh jejaring dan kekuatan yang dimilikinya.

Kemudian, sebagai kota multi etnis yang merepresentasikan keberagaman di Indonesia, Pilkada DKI Jakarata menurut Kaka, juga diwarnai dengan gesekan antara etnis dan kelompok yang dalam hal tertentu menjurus ke sikap dan tindakan yang menyinggung suku, ras dan agama (SARA). Kondisi ini juga perlu mendapat perhatian serius, karena tidak sehat dalam membangun kesatuan bangsa dan demokrasi.(gir/jpnn)


Berita Selanjutnya:
Gerindra-PKS Sepakat Koalisi


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News