Empat Jenis Angin Setelah Subuh

Oleh Dahlan Iskan

Empat Jenis Angin Setelah Subuh
Dahlan Iskan bersama tiga finalis Tokyo-Tech Indonesia Commitment Award (TICA). Foto: disway.id

Tak lama kemudian datang komando baru: gerakan hujan batu!

Maka tangan mereka pun dalam posisi tergenggam. Dipukul-pukulkan ke punggung teman di depannya. Ada yang memukulkannya dengan keras. Ada yang keras sekali.

Lalu ada komando yang lain lagi: hujan badai! Genggaman dibuka. Lima jari diluruskan. Dikaratekan ke punggung teman di depannya.

Ada yang pukulan karatenya cepat. Ada yang cepat sekali.

Komando pun berubah lagi: angin sepoi-sepoi! Maka gerakan pijatnya menjadi pijat pelan. Selesai.
Eh, belum.

Jamaah diminta berbalik. Yang tadi memijat ganti dipijat. Dengan empat jenis hujan yang sama.

Inilah pijat masal. Di dalam masjid. Bakda subuh. Khas masjid di Tokyo, Jepang. Di kompleks sekolah Indonesia. Milik kedutaan besar kita.

Subuh hari itu diimami oleh Ustaz Fatah. Guru sekolah itu. Asal Sunda.

Inilah pijat masal. Di dalam masjid. Bakda subuh. Khas masjid di Tokyo, Jepang. Di kompleks sekolah Indonesia. Milik kedutaan besar kita.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News