Empat Semester untuk Ajaran Bung Karno

Oleh Dahlan Iskan

Empat Semester untuk Ajaran Bung Karno
Foto: disway.id

Diganti kosakata baru: Golkar, penyederhanaan partai, bimas, inmas, SD inpres, guru inpres, KB, 2 anak cukup, Komando Jihad, padi IR, tebu TRI, irigasi, Liem Soe Liong, Bob Hasan dan banyak lagi.

Mantra ekonomi sukses. Di tahun-tahun itu.

Mantra ekonomi runtuh. Di tahun 1998.

Terjadilah reformasi.

Nama Bung Karno hidup lagi. Soekarnoisme bernafas lagi. Bersama isme-isme apa pun: HTI-isme, Wahabisme, Kebatinanisme, dan ‘aku bangga jadi anak PKI’.

Soekarnois mendirikan Universitas Bung Karno. Dipelopori putri Bung Karno: Rachmawati. Yang selalu tidak rukun dengan Megawati.

Saat saya ke UBK kemarin Rachma tidak hadir. Sakit.

Tapi rektor dan wakil rektornya lengkap. “Kami ini kalah dengan Universitas Muhammadiyah,” ujar Ristoyanto, ketua Lembaga Ajaran Bung Karno, UBK. Yang juga pengajar utama mata kuliah ajaran Bung Karno.

Bung Karno tidak mau mematikan demokrasi sepenuhnya. Tahun 1955 diadakan pemilu. Terluber dalam sejarah. Luber: langsung, umum, bebas, rahasia.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News