Enam Bulan Petugas Berteman Nyamuk Malaria

Enam Bulan Petugas Berteman Nyamuk Malaria
JAGA KEDAULATAN: Pos penjagaan di Pulau Fani. Suryo Eko Prasetyo/Jawa Pos/JPNN.com

Karena itu, melalui patroli maritim secara berkala, jajarannya berkoordinasi dengan satgas Marinir setempat maupun unsur pangkalan TNI-AL terdekat untuk melakukan penindakan.

”Kami akan kontak ke pangkalan terdekat bila ada aktivitas yang mencurigakan berdasar pengamatan dari udara,” lanjut mantan komandan Pangkalan AL Tanjung Balai Karimun itu.

Berdasar laporan dan data titik koordinat pihak yang dicurigai itu, pangkalan terdekat akan mengerahkan armada kapal cepat untuk melakukan penindakan. Dengan cara demikian, kerugian negara dari aksi pencurian ikan maupun pencurian kandungan mineral bumi dapat diantisipasi.

Bukan rahasia lagi, selain mempunyai pemandangan yang indah, Raja Ampat menyimpan potensi tambang. Di antaranya, nikel di Waigeo, batu bara dan minyak-gas di Pulau Salawati, serta emas dan bahan baku semen di Pulau Batanta serta Misool. Jarak antarpulau yang berjauhan membuat aparat harus ekstrakeras dalam melakukan pengawasan. Misalnya, jarak Pulau Fani dengan Bandara Marinda di Waisai, ibu kota Raja Ampat, yang mencapai 120 mil atau sekitar 193 kilometer (1 mil setara 1.609 meter).

Penempatan anggota Marinir di pulau terluar merupakan upaya negara kita untuk menjaga kedaulatan NKRI di titik nol. Menurut Kolonel Marinir Ketut Suarya, prajurit Marinir yang ditempatkan di perbatasan Papua Barat akan diberangkatkan dari Pos AL Waisai. Meski menggunakan kapal patroli canggih, perjalanan menuju pulau terluar sungguh sangat berat. Pasalnya, laut yang diseberangi merupakan titik pertemuan arus antara Samudra Pasifik dan Laut China Selatan.

Kapal patroli tidak bisa merapat begitu sampai di Pulau Fani karena terdapat karang di bibir pantai. Persis di selatan pulau itu terdapat Pulai Igi dan Pulau Miarin. Untuk mengakses antarpulau tersebut, prajurit mesti membuat jembatan darurat dari rangkaian kayu. Ketika pesawat TNI-AL yang Jawa Pos tumpangi melintas di atas pulau itu, terlihat kondisi laut di sekitar pulau tersebut sedang surut. Perahu yang hendak berlabuh terpaksa melego jangkarnya agak jauh dari pantai.

’’Kalau dipaksakan ke pinggir, kapal bisa kandas terkena karang,’’ terang Ketut Suarya yang juga alumnus terbaik Sesko TNI itu.

Dari udara pula rombongan Menhan bisa melihat kapal-kapal nelayan berjajar di permukiman tidak tetap. Meski dimensi panjang Pulau Fani dan dua pulau di sebelahnya tidak lebih dari 1 kilometer, di bagian tengahnya tumbuh belantara hijau. Hutan tersebut terasa kurang familier bagi yang daya tahan tubuhnya lemah. Sebab, penyakit malaria yang ditularkan nyamuk Anopheles akan mengancam.

BERADA di Kepulauan Raja Ampat kurang lengkap jika tidak mampir ke pulau terluar di Papua Barat. Di utara wilayah pemerintahan kabupaten itu terbentang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News