Epidemi Virus Corona Pernah Terjadi di Zaman Purba, Baru Reda Setelah 20 Ribu Tahun

Epidemi Virus Corona Pernah Terjadi di Zaman Purba, Baru Reda Setelah 20 Ribu Tahun
SARS-CoV-2 adalah virus corona terbaru yang menyebabkan pandemi namun bukanlah yang pertama kali terjadi. (Supplied: NIAID-RML)

"Kita tidak harus memulai dari nol."

Faktor sosial sekarang lebih penting dari gen

Vicki Jackson pakar statistik genetika dari Institut Penelitian Medis Walter and Eliza Hall di Melbourne sepakat jika menemukan hubungan antara gen dan virus akan membantu kita menanggulangi penyakit baru.

"Penelitian ini akan membantu menemukan obat yang bisa dialihkan untuk mengobati COVID-19 atau penyakit virus corona lainnya, yang pasti akan muncul di masa depan," kata  Dr Jackson. 

Tetapi dia menekankan faktor lain, seperti akses terhadap layanan kesehatan dan mengikuti petunjuk kesehatan akan lebih bermanfaaat dibandingkan faktor genetik ketika kita sakit.

"Hal seperti apa yang dilakukan seseorang, riwayat kesehatan, masalah sosial ekonomi akan lebih berpengaruh dalam risiko seseorang jatuh sakit," kata Dr Jackson.

Dr Souilmi mengatakan tidak bisa diketahui seberapa besar faktor genetik berpengaruh pada ketularan penyakit.

Namun ia mengatakan faktor seperti menjaga jarak, penggunaan masker dan pelacakan kasus memang lebih penting.

Meski wabah virus corona di zaman purba berlangsung selama 20 ribu tahun, Dr Souilmi  mengatakan hal tersebut tidaklah mengerikan seperti kedengarannya.

Epidemi virus corona pernah terjadi di kawasan Asia Timur sekitar 25 ribu tahun lalu dan buktinya bisa terlihat di gen kita sendiri

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News