Epidemiolog Minta Pemerintah Lakukan Tes COVID-19 Massal di Penjara


(ANTARA/FB Anggoro)
Epidemiolog dari Universitas Airlangga, Surabaya, Dr Windhu Purnomo menilai, penyebab maraknya jumlah kasus positif COVID-19 berasal dari luar penjara.
Menurut Windhu, secara umum sebetulnya komunitas tertutup seperti lapas atau pesantren itu aman sepanjang tidak ada kebocoran keluar-masuk orang, dan komunitas itu sendiri steril atau bebas virus.
"Tapi begitu ada kebocoran, entah itu tamu atau petugas yang tinggalnya tidak di dalam lapas, ini berpotensi membawa virus masuk. Itu prinsipnya," tutur Windhu.
Dan karena saat ini sudah ditemukan banyak kasus positif di lapas, menurut Windhu ada setidaknya tiga hal yang harus dilakukan oleh pemerintah guna mencegah ledakan klaster penjara.
Tes massal semua penghuni lapas
Yang pertama, menurut Windhu harus dilakukan tes massal untuk semua penghuni lapas, baik para narapidana maupun petugas lapas.
"Ya memang banyak, kalau tidak salah ada 200 ribu warga lapas, belum ditambah sekitar 30 ribu petugasnya. Tapi tes ini harus dilakukan dan tesnya bukan rapid tes berbasis antibodi," tutur Windhu.
Kalau ada yang terdeteksi positif COVID-19 berdasarkan tes PCR, Windhu mengingatkan pemerintah untuk menyediakan tempat isolasi khusus untuk para warga lapas ini.
Jumhur Hidayat, aktivis yang kerap dihubungkan dengan Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI), dinyatakan positif COVID-19 dalam status tahanan di Rutan Bareskrim Mabes Polri
- Industri Alas Kaki Indonesia Punya Potensi Besar, Kenapa Rawan PHK?
- Apa Arti Kemenangan Partai Buruh di Pemilu Australia Bagi Diaspora Indonesia?
- Dunia Hari Ini: Presiden Prabowo Ucapkan Selamat Atas Terpilihnya Lagi Anthony Albanese
- Partai Buruh Menang Pemilu Australia, Anthony Albanese Tetap Jadi PM
- Dunia Hari Ini: Israel Berlakukan Keadaan Darurat Akibat Kebakaran Hutan
- Dunia Hari Ini: Amerika Serikat Sepakat untuk Membangun Kembali Ukraina