Ethereum Diprediksi Jadi Ekosistem Menjanjikan di Masa Depan

Dalam konteks yang serupa, kita bisa melihat semangat para pengembang jaringan Ethereum didorong oleh sifat desentralisasi, di mana mereka menyatakan pembangunan aplikasi di Ethereum bisa menjadi tanpa batas.
Berbeda dengan membangun aplikasi di tingkat lokal yang target pasarnya lebih terbatas, dengan teknologi Web3 pengembang dapat menargetkan pasar global yang memiliki potensi lebih besar.
Prediksi terhadap ETF Ethereum juga menunjukkan tanda-tanda positif. ETF Ethereum diperkirakan akan mengalami kenaikan, didorong oleh likuiditas baru yang terus masuk, terutama dari pasar Amerika Serikat. Hal ini akan memudahkan akses ke Ethereum dan mendukung stabilitas harga, yang merupakan berita baik bagi investor dan developer di Indonesia.
Investor dari Amerika Serikat, baik institusi maupun ritel, kini lebih mudah untuk membeli kripto seperti Ethereum karena adanya likuiditas baru yang masuk ke pasar keuangan.
Namun, ada kendala terkait dengan ETF Ethereum. ETF ini tidak menggunakan Ethereum yang di-staking, yang menjadi masalah bagi investor, terutama institusi.
Mereka tidak hanya mencari capital gain dari investasi di Ethereum, tetapi juga ingin mendapatkan yield tambahan dari staking Ethereum.
Mendapatkan keuntungan tambahan dari Ethereum bisa kita dapatkan melalui teknik Dollar Cost Averaging (DCA).
Melakukan teknik DCA di fitur investasi rutin INDODAX dapat mengurangi risiko volatilitas pasar.
Staking Ethereum di INDODAX akan memungkinkan pengguna untuk mengunci Ethereum dalam platform INDODAX.
- Kuartal II 2025, Harga Bitcoin Diprediksi Makin Melejit
- 5 Tip Menghadapi Volatilitas Kripto, Upbit Imbau Dana Darurat Sebagai Prioritas
- Pintu Gelar Trading Competition 2025 Berhadiah Rp100 Juta, Yuk Ikutan!
- Lampaui Amazon dan Google, Bitcoin Kini Jadi Aset Kelima Terbesar di Dunia
- Harga Bitcoin Tembus Rp1,56 Miliar, CEO Indodax Ajak Masyarakat Mulai Mengubah Pola Pikir
- Kantongi Lisensi MSB, MLPRU Siap Perluas Layanan Kripto di AS