Eulis Rosmiati, 20 Tahun Menjadi Bidan di Desa Sangat Terpencil dan Tertinggal
Tergugah ketika Melihat Dapur Jadi Tempat Bersalin
Rabu, 20 Juli 2011 – 02:56 WIB
Menjadi bidan di desa yang sangat terpencil di Jawa Barat, bagi Eulis Rosmiati, dianggap sebagai pengabdian. Hingga kini, 20 tahun sudah dia mengabdi. Masyarakat desa itu yang semula berpola hidup sangat tradisional sedikit demi sedikit berhasil diubah menjadi lebih maju. Jumat lalu (15/7), Eulis menerima penghargaan sebagai bidan teladan.
DHIMAS GINANJAR, Jakarta
SENYUM ramah terpancar di wajah Eulis. Dengan logat Sunda yang kental, dia menyambut ramah kedatangan Jawa Pos yang menemuinya di sebuah rumah makan di kawasan SCBD, Jakarta Selatan, Kamis pekan lalu (14/7).
Sehari-hari, Eulis bekerja sebagai bidan di Desa Ujung Genteng, Sukabumi, Jawa Barat. Hari itu, dia berada di Jakarta karena menerima penghargaan sebagai bidan teladan.
Dengan senyum mengembang, Eulis mengungkapkan bahwa dirinya sangat gembira menerima penghargaan tersebut. "Gara-gara saya dapat penghargaan ini, Pak Gubernur (Gubernur Jabar Ahmad Heryawan) akhirnya berkunjung ke desa kami," kata perempuan 41 tahun tersebut.
Menjadi bidan di desa yang sangat terpencil di Jawa Barat, bagi Eulis Rosmiati, dianggap sebagai pengabdian. Hingga kini, 20 tahun sudah dia mengabdi.
BERITA TERKAIT
- Dulu Penerjemah Bahasa, kini Jadi Pengusaha Berkat PTFI
- Mengintip Pasar Apung di KCBN Muaro Jambi, Perempuan Pelaku Utama, Mayoritas Sarjana
- Tony Wenas, Antara Misi di Freeport dan Jiwa Rock
- Hujan & Petir Tak Patahkan Semangat Polri Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Wilayah Terluar Dumai
- Tentang Nusakambangan, Pulau yang Diusulkan Ganjar Jadi Pembuangan Koruptor
- Pesantren Ala Kadarnya di Pulau Sebatik, Asa Santri di Perbatasan Negeri