Eutanasia

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Eutanasia
Ilustrasi petugas tes swab Covid-19. Foto: Ricardo/JPNN.com

Ketika tiba pada suatu titik, seorang dokter bisa menentukan hidup mati seorang pasien. Hal ini terjadi di banyak negara yang mengalami krisis kesehatan akibat membeludaknya kasus Covid-19.

Hal ini juga sudah terjadi di Indonesia. Seorang dokter di Lamongan, Jawa Timur, harus memilih satu di antara tiga pasien kritis yang harus diselamatkan.

Sesuai dengan standard operational procedures (SOP) sang dokter akhirnya mengambil keputusan menyelamatkan satu pasien saja dan melepas dua pasien lainnya.

Hal itu diceritakan oleh Ketua Tim Dokter Penanganan Covid-19 Muhammadiyah, dr. Corona Rintawan. Ia membagikan sebuah cerita saat ia berada dalam kondisi sulit di tengah penanganan pandemi.

Cerita tersebut ditulis Corona Rintawan di media sosialnya dan viral. Dia menceritakan, saat itu ia harus memilih satu dari tiga pasien untuk diberikan perawatan di rumah sakit.

"Ada tiga pasien confirm positif kondisinya buruk. ARDS berat/gagal napas ketiga-tiganya. Saturasi oksigen di bawah 90% semua," kata perawat kepadanya, seperti yang diceritakan oleh Rintawan pada akun pribadinya di Facebook.

Sedangkan saat itu, tempat tidur yang tersisa hanya satu. Sementara ketiga pasien itu memerlukan perawatan ICU dan ventilator.

Di tengah situasi kritis itu ia berpikir keras, lalu bertanya kepada perawat soal usia dan riwayat penyakit dari ketiga pasien tersebut.

Tiga pasien positif dalam kondisi buruk dan semuanya membutuhkan ventilator. Namun, hanya tersisa satu ventilator saja.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News