Fadel Muhammad: Bisnis Pangan Middleman Mencederai Keadilan

Fadel Muhammad: Bisnis Pangan Middleman Mencederai Keadilan
Fadel Muhammad. Foto: dok.JPNN.com

“Ya, hitung-hitungan solusinya adalah dengan cara menggeser marjin yang dinikmati middleman semula Rp 133,4 triliun menjadi Rp 21,6 triliun, sebagian margin digeser ke petani padi dan sebagian ke konsumen," tegasnya.

Fadel menambahkan, harga beras di petani diangkat menjadi Rp 7.800 per kilogram.

Dengan demikian, margin petani semula Rp 65,7 triliun naik menjadi Rp  82,6 triliun.

Selanjutnya, harga di konsumen semula Rp 10.582 per kilogram dikendalikan dengan kebijakan harga acuan atas Rp 9.000 per kilogram.

Dengan begitu, mereka surplus Rp 90 triliun. Pada kondisi ini middleman masih tetap memperoleh profit normal dan terwujud distribusi margin yang adil.

“Ya sebenarnya harga beras medium saat ini Rp 10.500-an per kilo termasuk harga tinggi sebab dibentuk dari struktur pasar dan perilaku pasar pangan saat ini yang belum adil dan seimbang.  Mengacu Peraturan Menteri Perdagangan 47/2017 dengan harga acuan atas sebesar Rp 9.000 per kilo, ya. Harga Eceran Tertinggi (HET) ini sudah layak dan wajar antarpelaku," jelasnya.

Fadel mengungkapkan, hal ini harus ada solusinya. Pertama, melarang penimbunan beras dan mengeluarkan stok beras di gudang-gudang minimal 50 persen.

Kedua, menekan disparitas harga beras di produsen dan di konsumen. Ketiga, memperlancar arus distribusi pangan.

Ketua Umum Masyarakat Agribsinis dan Agroindustri Indonesia (MAI) Fadel Muhammad ikut angkat suara tentang penggerebekan gudang beras PT IBU di Bekasi.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News