Fadli Zon: Jangan Sampai Negara Agraris Melupakan Petani

Fadli Zon: Jangan Sampai Negara Agraris Melupakan Petani
Anggota DPR dari Fraksi Partai Gerindra Fadli Zon bicara soal penyelesaian honorer K2. Foto: Boy/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Anggota Fraksi Partai Gerindra Fadli Zon memberikan catatan awal tahun 2019. Mantan wakil ketua DPR itu menyoroti masalah pertanian.

Menurut Fadli, memasuki 2020 publik tentu berharap agar ada perubahan signifikan dalam sejumlah hal terutama terkait perbaikan nasib petani, nelayan, dan peternak.

“Bagaimanapun, sepertiga penduduk kita masih bekerja dan hidup dari sektor pertanian," ungkap Fadli, Sabtu (4/1).

Sayangnya, lanjut Fadli, meskipun jumlah petani lebih dari 35 juta, sepanjang 2019 lalu yang dikedepankan pemerintah justru bukanlah isu-isu petani dan pertanian. Melainkan malah ekonomi kreatif, unicorn, decacorn, industri 4.0, dan sejenisnya.

“Kelihatan sekali petani dan pertanian masih terpinggirkan, bahkan di level isu sekalipun," katanya.

Ironisnya, lanjut Fadli, meski di satu sisi pemerintah gemar menggembar-gemborkan isu ekonomi kreatif, pada 2019 lalu publik membaca berita dua petani di Aceh yang secara kreatif telah mengembangkan benih sendiri bagi komunitasnya, alih-alih mendapatkan perlindungan dan penghargaan, malah telah dikriminalisasi.

Fadli menjelaskan keduanya yakni Tengku Munirwan dan Gumarni sebenarnya bukanlah petani biasa. Gumarni adalah koordinator Asosiasi Bank Benih dan Teknologi Tani Indonesia (AB2TI) Aceh, sementara Munirwan adalah ketua AB2TI Aceh Utara. Keduanya dijadikan tersangka dan ditahan pada Juli 2019 lalu.

Menurut Fadli, belakangan polisi mengabulkan permohonan penangguhan penahanan bagi keduanya. “Tidak ada yang lebih ironis dari negeri agraris yang mengkriminalisasi petaninya sendiri," ujarnya.

Kisruh mengenai 20 ribu ton cadangan beras pemerintah (CBP) yang terancam membusuk dan potensial merugikan negara hingga Rp167 miliar.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News