Fahri Hamzah: Ayam Sayur Jangan jadi Aktivis
jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah menanggapi santai bully di media sosial kepada Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Indonesia (UI) Zaadit Taqwa, yang memberikan kartu kuning kepada Presiden Joko Widodo saat Dies Natalis UI, pekan lalu.
Menurut Fahri, kalau mau jadi aktivis memang harus menjadi bulan-bulanan. “Dia memang harus jadi bulan-bulanan. Kalau mau aktivis ya memang harus begitu, harus tahan dengan itulah,” kata Fahri di gedung DPR, Jakarta, Senin (5/2).
Dia menambahkan, jika ingin menjadi seorang pemimpin aktivis harus siap dengan segala kontroversi. “Harus siap diserang, kalau ngambek-ngembekan, tidak usah (jadi pemimpin). Ayam sayur jangan jadi aktivis,” nasihat mantan aktivis ini.
Fahri mengatakan, saat dia menjadi aktivis dahulu juga demikian. Banyak yang memaki-makinya. “Bertahan saja yang gigih. Itulah pemimpin Indonesia ke depan,” katanya.
Sebelumnya diberitakan ada tiga alasan atau tuntutan Zaadit di balik aksi memberikan kartu kuning kepada Jokowi. Pertama, agar persoalan gizi buruk di Papua segera diselesaikan, karena Asmat merupakan bagian dari Indonesia.
Kedua, penolakan terhadap usulan penunjukan pelaksana tugas (plt) gubernur dari perwira tinggi TNI dan Polri. Ketiga, persoalan Peraturan Menteri Riset dan Pendidikan Tinggi (Permenristekdikti) tentang Organisasi Mahasiswa (Ormawa) yang dianggap mengancam kebebasan berorganisasi dan gerakan kritis mahasiswa. (boy/jpnn)
Fahri Hamzah mengatakan, Zaadit Taqwa harus tahan jadi bulan-bulanan dan gigih kalau mau jadi pemimpin aktivis.
Redaktur & Reporter : Boy
- PKS Ngebet Merapat ke Prabowo-Gibran, Fahri Hamzah Singgung Gagasan yang Sulit Dikompromikan
- Ketua Majelis Adat Sasak Mengajukan 2 Nama Menteri Untuk Mengisi Kabinet Prabowo
- PT 4 Persen Diubah, Fahri: Baiknya Ditetapkan Lebih Cepat
- Aktivis 98 Sepakat Menjaga Demokrasi
- Fahri Hamzah Mengaku 15 Tahun Diincar KPK, Novel Baswedan: Masih Saja Bohong
- Sentil Fahri Hamzah yang Sebut Anies-Muhaimin Tersangka setelah Pilpres, Sahroni: Sadarlah!