Faisal Tuding Ada Pemburu Rente Elpiji 3 Kilogram
Menanggapi hal tersebut, Ketua II Hiswana Migas M. Ismet menegaskan bahwa semua tuduhan tersebut tidak benar. Filing fee memang benar belum pernah naik. Tetapi, tidak berarti para pelaku usaha diam saja. Selama ini pihaknya pernah mengirimkan surat kenaikan tarif kepada Kementerian ESDM, tetapi tidak direspons. ’’Tidak benar kami bertahan dengan berbuat curang. Untuk bisa bertahan, kami melakukan efisiensi,’’ tuturnya.
Meski begitu, Hiswana Migas berusaha bertahan. Sebab, kalau bukan mereka, siapa lagi yang mau melayani pembelian elpiji bagi masyarakat. Dia malah berterima kasih bila Faisal bisa menaikkan tarif pengisian elpiji.
Begitu juga data elpiji kosong yang masih menyisakan isi 5–10 persen. Data itu, menurut Ismet, tidak valid karena yang perlu diisi benar-benar kosong. Jika ada sisa, sisanya sangat sedikit dan tidak sampai 5 persen. ’’Masyarakat pasti pakai sampai benar-benar habis,’’ kata dia.
Soal pengangkutan elpiji dari depo, Ismet mengungkapkan bahwa sopir menjadi saksi proses timbang. Jadi, prosesnya bisa dipastikan transparan. Menurut dia, sangat tidak elok bila pengusaha SPBE yang membantu distribusi elpiji 3 kg justru dituding sebagai pemburu rente. ’’Bertahan selama tujuh tahun dengan sangat berat. Tapi, ini bentuk tanggung jawab, jadi terus saja,’’ terangnya. (dim/c14/agm)
MANTAN Ketua Tim Reformasi Tata Kelola Migas (RTKM) Faisal Basri kembali membuat panas kuping PT Pertamina (Persero). Kali ini yang menjadi sasaran
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Kuliah Tamu di LSE, Menko Airlangga Optimistis Visi Indonesia Emas 2045 Tercapai
- BRI Lakukan Buyback, Ini Sebabnya
- Pesan Muhammadiyah soal Pengelolaan Tambang: Harus Berkesinambungan
- HUT ke-50 BPD HIPMI Jaya, Simson Hendro Sampaikan Harapan & Pesan
- Pembiayaan Kredit UMKM Bank DKI Tembus Rp 5,2 Triliun di Kuartal 1 2024
- Energy Talk, Ikhtiar Meningkatkan Pemahaman Tentang Transisi Energi