Fakta-fakta Mengejutkan Si Ibu Penyimpan Bayi di Lemari Pendingin

Fakta-fakta Mengejutkan Si Ibu Penyimpan Bayi di Lemari Pendingin
Pelaku (kiri. baju putih) menjalani pemeriksaan oleh psikolog Fanny Sumajouw di ruang PPA Sat Reskrim Polres Tarakan, kemarin (4/8). Foto: Eliazar/Kaltara Pos/JPNN.com

Posisi SL saat itu di rumahnya Jalan Lestari Kelurahan Karang Harapan. Pembunuhan itu dilakukan dalam kondisi sadar, namun ketakutan dan kebingungan.

Sehingga pada saat posisi panik, dan masih dalam keadaan lemas karena baru melahirkan, bayi yang dilahirkannya langsung dimasukkan dalam kresek.

“Jadi seperti saya jelaskan di berita sebelumnya. Tidak ada syndrom baby blues. Dan dia lihat bayinya masih bergerak saat keluar, tapi saat berdiri sudah tidak bergerak. Dan dia sempat letakkan di lantai, juga tidak bergerak. Sehingga seperti yang terjadi dalam video yang beredar itulah yang dilakukannya,” ujar Fanny.

Lantas mengapa tak memanggil sang suami saat tahu akan melahirkan? Dari pengakuannya, SL mengatakan tidak memiliki rasa cinta dengan suami siri yang sebelumnya sudah memiliki istri tiga itu.

SL bertahan lantaran kondisi ekonomi yang menghimpit. Sehingga keterbukaan untuk meminta pertolongan kepada sang suami tidak ada.

Akhirnya SL berjuang sendiri. “Posisinya jauh dari ibunya yang sedang berjaga di pencucian mobil. Dalam kondisi mau melahirkan akhirnya dia memutuskan sendiri melakukan itu,” jelas Fanny.

Mengapa harus memasukkan dalam freezer, pertanyaan ini yang paling sering muncul di masyarakat.

Fanny mengatakan, SL melakukan itu karena jika menguburkan sang bayi, pasti akan melibatkan orang lain. Sehingga ia kehabisan ide. Maka keputusan memasukkan dalam freezer dengan pertimbangan tidak membusuk.

SL, tersangka kasus penyimpanan mayat bayi di lemari pendingin, Jumat (4/8) kemarin menjalankan tes psikologi di Polres Tarakan, Kaltara.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News