Farel Prayoga

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Farel Prayoga
Suasana ketika Farel Prayoga menyanyikan lagi Ojo Dibandingke di halaman Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (17/8/2022). Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden

Meskipun tidak didasari oleh filosofi yang sama, Jokowi juga melakukan dekonstruksi dan desakralisasi kekuasaan Istana. 

Sepuluh tahun masa kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), suasana Istana kembali seperti era Soeharto. 

SBY ialah seorang demokrat, tetapi dia mempunyai disiplin militer yang tinggi dan sangat hati-hati menjaga citra sebagai pemimpin. 

SBY berbicara dan bertingkah laku secara ‘’orchestrated’’, dengan sangat rapi dan teliti. 

Segala atribut kekuasaan, termasuk Istana, kembali menjadi sakral.

Sepeninggalan SBY, Jokowi menampilkan wajah kekuasaan yang lebih merakyat, setidaknya pada tampilan fisiknya. 

Jokowi secara ‘’orchestrated’’ menampilkan citra sebagai bagian dari wong cilik yang sederhana.

Meski demikian, tampilan fisik itu tidak serta- merta mewakili esensi. 

Penampilan Farel Prayoga di depan Jokowi viral nasional dan membuat nama Farel makin moncer.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News