Fast Food Merugikan Perekonomian

Fast Food Merugikan Perekonomian
Fast Food Merugikan Perekonomian
ROMA - Menjamurnya gerai makanan cepat saji (fast food) dan makanan tidak sehat (junk food) di negara-negara yang berkembang mengundang keprihatinan Food and Agriculture Organization (FAO). Tidak hanya memicu berbagai penyakit, fast food dan junk food mengakibatkan kerugian di perekonomian dunia.

Kemarin (4/6) FAO menyatakan bahwa fast food dan junk food merupakan jenis makanan yang hampa nutrisi. Sebab, nyaris tidak ada sayur atau bahan pangan yang segar di dalam jenis makanan yang digemari kaum muda tersebut. Minimalnya hasil bumi dalam fast food dan junk food mengancam sektor pertanian. Gerai makanan modern tersebut, menurut FAO, akan menurunkan produktivitas pertanian.

''Riset agrikultur dan pembangunan harus lebih sensitif pada gizi. Pemerintah juga harus bisa mengedukasi masyarakat akan pentingnya kandungan gizi dalam buah, sayur, dan kacang-kacangan,'' papar salah satu organisasi PBB tersebut dalam pernyataan tertulis.

''Tagihan asuransi kesehatan untuk kelompok pasien malnutrisi bila digabungkan dengan produktivitas yang menurun akan mendatangkan kerugian sampai lima persen dari produk domestik bruto (GDP) per tahunnya,'' ujar FAO. Jika dinominalkan, jumlah tersebut setara dengan USD 3,5 triliun atau sekitar Rp 34.229 triliun. Itu belum termasuk kerugian akibat obesitas yang dipicu makanan hampa gizi.

ROMA - Menjamurnya gerai makanan cepat saji (fast food) dan makanan tidak sehat (junk food) di negara-negara yang berkembang mengundang keprihatinan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News