FDS tanpa PR, Ekstrakurikuler Harus Variatif

FDS tanpa PR, Ekstrakurikuler Harus Variatif
Sekolah. Foto: dok Jawa Pos/JPG

SURABAYA – Masih ada saja kontroversi akibat usul full day school dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy. Padahal, beberapa sekolah di Surabaya sudah menerapkan sistem full day school. Pihak sekolah memiliki berbagai program agar siswa betah di sekolah.

SD Muhammadiyah 4, salah satunya. Kepala SD Muhammadiyah 4 Edy Susanto menyatakan, konsep full day school baru diterapkan pada tahun pelajaran ini. Full day school berlaku untuk jenjang kelas I hingga kelas VI. Kegiatan belajar-mengajar dilangsungkan Senin sampai Jumat, sedangkan Sabtu-Minggu libur.

Pada kelas I kegiatan belajar-mengajar dimulai pukul 07.00-10.45. Kegiatan bertambah hingga pukul 11.30 dengan TPA (taman pendidikan Alquran). Untuk kelas II, siswa masuk pukul 11.00-14.30. Siswa kelas III masuk pagi dan pulang pukul 14.30. Demikian juga kelas IV yang pulang pukul 14.30. Adapun siswa kelas V dan VI, mereka pulang pukul 15.30.

Full day school, kata Edy, sebenarnya merupakan pembelajaran yang dimampatkan pada Senin sampai Jumat. Lantaran sudah full day, siswa tidak diberi pekerjaan rumah (PR).

 ''Karena mereka sudah seharian, kalau diberi PR akan jenuh,'' katanya.

Dalam full day school, mereka juga tidak melulu mendapatkan materi pelajaran akademik. Sebagai penyeimbang, pihak sekolah menyiapkan ekstrakurikuler (ekskul) yang sesuai dengan kebutuhan siswa. Total ada 30 ekskul yang bisa menjadi media untuk pengembangan diri siswa.

''Jangan sampai full day, tapi tidak dikasih apa-apa,'' tuturnya.

Ada beberapa manfaat positif yang diperoleh dari full day school. Setelah pulang kerja, orang tua bisa langsung menjemput anaknya di sekolah. Siswa yang pulang lebih sore juga tidak terlalu lama menunggu orang tua. Selain itu, anak tidak dibebani lagi dengan tugas.

''Bisa sosialisasi dengan orang tua. Nah, di sini pembentukan karakternya lebih kuat,'' jelasnya.

Dari sisi guru, Edy menilai juga banyak nilai positifnya. Para guru bisa memanfaatkan waktu di sekolah dan mengisinya dengan rapat koordinasi.

 ''Bisa dimanfaatkan rapat kerja guru masing-masing kelas,'' katanya. Termasuk membahas perencanaan, peningkatan sumber daya manusia, hingga pelatihan.

Edy menilai konsep full day school tersebut berbeda dengan konsep sekolah sebelumnya. ''Dulu paling banter pulang jam 13.30, kalau ada tambahan pembinaan sampai 14.30,'' tuturnya. Terkait perubahan tersebut, orang tua murid menyambut baik. ''Memang permintaan wali murid untuk full day school,'' tambahnya. (puj/bri/c15/nda/flo/jpnn)


SURABAYA – Masih ada saja kontroversi akibat usul full day school dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy. Padahal,


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News