Ferdinand Menduga Inilah Target Irjen Napoleon Bicara soal Akidah, Lumayan Tajam

Ferdinand Menduga Inilah Target Irjen Napoleon Bicara soal Akidah, Lumayan Tajam
Terdakwa kasus dugaan suap penghapusan red notice Joko Tjandra, Irjen Pol Napoleon Bonaparte menjalani sidang eksepsi di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Senin (9/11). Foto; Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Ketua Yayasan Keadilan Masyarakat Ferdinand Hutahaean mengaku heran dengan isi surat terbuka Irjen Napoleon Bonaparte yang berbicara soal akidah ketika ditahan di Rutan Bareskrim Polri.

Menurut Ferdinand, jenderal bintang dua itu seharusnya bisa ingat akidah sebelum menerima suap untuk menghapus status red notice Djoko Tjandra.

"Kenapa dia (Irjen Napoleon, red) tidak ingat tentang akidah ketika menerima suap ketika dia memegang jabatan?" ujar Ferdinand melalui layanan pesan, Kamis (7/10).

Eks politikus Partai Demokrat (PD) itu menduga Irjen Napoleon pengin mencari simpati setelah divonis empat tahun penjara atas perkara suap.

Terlebih lagi, kata Ferdinand, saat ini masih ada kelompok yang secara politik berjuang atas nama akidah.

"Jadi saya pikir Napoleon Bonaparte hanya sekadar mencari solidaritas, dukungan dari kelompok yang memang sering memanfaatkan isu akidah atau agama untuk memperkuat posisi politiknya," ujar dia.

Ferdinand menilai manuver Irjen Napoleon tidak berguna. Terutama jika targetnya demi mencari simpati dan meringankan hukuman atas perkara suap.

"Saya pikir ini tidak akan berguna. Napoleon sia-sia saja melakukan itu," beber pria kelahiran Sumatra Utara itu.

Ferdinand Hutahaean menanggapi surat terbuka Irjen Napoleon Bonaparte yang berbicara soal akidah.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News