Ferdinand Sebut Demokrat Partai Tanggung, Yakin Moeldoko Tak Berminat

Sebab, kata Ferdinand, bila melihat peta politik partai-partai lain jelang Pilpres 2024, itu arahnya sudah mulai terlihat.
"Jadi, agak lucu bagi saya, agak tidak masuk bagi saya kalau disebut Moeldoko ingin menjadi Capres 2024 dan mengudeta Partai Demokrat sebagai kendaraan politiknya. Sangat tidak masuk akal," sebutnya.
Argumentasinya ini didasari dua alasan tadi. Pertama, tidak masuk akal karena Moeldoko pasti tahu dan membaca peta politik di tanah air.
Kedua, Demokrat hanya memiliki 7 persen suara. Artinya, partai berlambang bintang mercy itu menjadi partai yang serbatanggung untuk memimpin koalisi.
"Tetapi kalau untuk mengikuti koalisi, tentu bisa. Namun kalau untuk memimpin koalisi, agak sangat sulit. Partai Demokrat hampir tidak punya peluang untuk memimpin koalisi, meskipun Moeldoko katanya mau mengudeta. Sangat tidak mungkin," tutur Ferdinand.
Karena itu, pria yang pernah memimpin Barisan Relawan Jokowi Presiden (BaraJP) memandang pernyataan Herzaky hanya untuk membumbui, membuat riuh isu kudeta di Demokrat dan tuduhan kepada Moeldoko.
"Bagi saya itu sebuah pernyataan yang tidak punya alasan, kecuali hanya membuat riuh saja," pungkas mantan Caleg dari Demokrat ini.(fat/jpnn)
Simak! Video Pilihan Redaksi:
Ferdinand menganalisis keterlibatan Moeldoko di balik kudeta di Demokrat sebagaimana diungkap Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY.
Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam
- Demokrat Laporkan Ketua Pengadilan Tinggi Sulut ke MA dan Kejagung, Ada Apa?
- May Day, Legislator Muda Demokrat Harap Pemerintah Tingkatkan Kesejahteraan Buruh
- Ibas Ingatkan Pentingnya Perlindungan PMI dan Penguatan Keamanan Perbatasan
- Perkuat Diplomasi Kebangsaan RI Hadapi Geo-Ekonomi, Ibas Mendorong Kolaborasi ASEAN Plus
- AS Kritik QRIS-GPN, Marwan Demokrat Minta Pemerintah Berdiri Tegak pada Kedaulatan Digital
- Hari Kartini; Annisa Pohan Mendorong Pemberdayaan Perempuan di Sektor Ekonomi