Festival Budayaw IV, Angkat Isu Perdamaian Lewat Teatrikal Bongaya: Rampai dalam Damai

Festival Budayaw IV, Angkat Isu Perdamaian Lewat Teatrikal Bongaya: Rampai dalam Damai
Teatrikal “Bongaya: Rampai dalam Damai”, yang mengangkat isu perdamaian, Festival Budayaw IV. Foto Humas Kemendikbudristek

"BIMP-EAGA adalah bagian dari kawasan  di ASEAN. Indonesia sudah memegang Keketuaan Asean di 2023 sehingga kita harus mengusahakan kerja sama dan kolaborasi dari semua bidang yang ada di ASEAN,” ujarnya.

Mewakili pemerintah daerah, Asisten Pemerintah dan Kesra, Sekretariat Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Muhammad Rasyid merasa sangat bangga atas terselenggaranya Festival Budayaw IV di Kota Makassar.

Dia berharap, kegiatan ini dapat menjadi momentum yang baik bagi pembangunan budaya dan kehidupan yang berkelanjutan pada negara-negara anggota BIMP-EAGA.

Menurutnya tema yang diangkat pada festival ini memberi tantangan bagi masyarakat Sulawesi Selatan.

”Melalui tema ini, kita mendapatkan amanat untuk mengembangkan budaya dan kearifan lokal yang ada guna mewujudkan pembangunan kebudayaan di Indonesia dalam hubungan antarbangsa, baik dalam skala regional Asia Tenggara, maupun dunia,” ujar Rasyid. 

Pada pembukaan Festival Budayaw IV, Kemendikbduristek menampilkan seni teatrikal “Bongaya: Rampai dalam Damai” yang digarap oleh seniman Asia Ramli Prapanca dari Makassar dengan pemain tidak kurang dari 60 orang.

Kurator Festival Budayaw IV, Adi Wicaksono mengatakan pertunjukan seni ini terinspirasi dari peristiwa sejarah yang sangat penting, yaitu Perjanjian Bongaya. 

“Petikan kisah dilatarbelakangi sejarah interaksi antarbangsa yang terjadi di Makassar sebagai entrepot dalam Jalur Rempah dan bahari pada abad ke-16 dan 17 Masehi,” ucap Adi. 

Festival Budayaw IV kembali digelar dengan mengangkat isu perdamaian lewat Teatrikal Bongaya: Rampai dalam Damai

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News