Festival TIK 2023, Berantas Hoaks Melalui Pergelaran Budaya
UPGRIS ujarnya , tidak alergi terhadap politik dan banyak melakukan pendidikan politik kepada mahasiswa, memberikan kesadaran supaya anak-anak memiliki kepedulian terhadap pemilu. Sebab, itu akan berpengaruh terhadap masa depan dan nasib mereka.
Dalam pemilu yang akan dilaksanakan 2024 nanti, Revanska selaku perwakilan dari tim Literasi Digital sektor Pemerintahan Direktorat PI Ditjen Aptika Kemenkominfomenyampaikan untuk selalu menyaring kembali informasi di media sosial agar tidak terkena hoaks yang dapat mengancam damainya pemilu 2024 nanti.
Dikatakannya kalau berbicara mengenai fenomena hoaks di media sosial, harus berpikir konsepnya bahwa ada algoritma yang bermain dan berperan di situ.
"Kita mungkin merasa bahwa ketika menyukai satu barang atau tokoh. Nah, algoritma tersebut akan bekerja dan akan dituunjukkan konten-konten yang terkait dengan barang atau tokoh kesukaan kita, padahal belum tentu benar dan baik," bebernya. (esy/jpnn)
Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?
Festival TIK 2023 menyajikan berbagai pergelaran budaya untuk memberantas informasi hoaks
Redaktur : Djainab Natalia Saroh
Reporter : Mesyia Muhammad
- Di Era Digital Provokasi dan Hoaks Jadi Tantangan Demokrasi
- Yorrys Anggap Sinergisitas Antarpejabat Bisa Menjawab Tantangan di Papua
- MNI Gelar Nusantara Awards 2024 untuk Melestarikan dan Memperkuat Budaya Nusantara
- 70 Tahun Kerja Sama Ukraina-UNESCO, Kesedihan & Keberanian Melindungi Budaya
- Kejaksaan Eksekusi Terpidana Pelanggaran Pemilu 2024
- Sederet Fakta Hoaks Isu Uang Hilang di Sosmed, BRI Keluarkan Imbauan Ini