Filipina Perjuangkan Perpanjangan Landas Kontinen di Laut China Selatan

Asisten Menteri Luar Negeri Filipina untuk Maritim dan Kelautan Marshall Louis Alferez mengatakan pengajuan negaranya ke PBB bukan hanya merupakan deklarasi hak maritim Manila berdasarkan UNCLOS, tetapi juga komitmen pada penerapan proses yang bertanggung jawab.
"Insiden di perairan cenderung mengabaikan pentingnya apa yang ada di bawahnya,” katanya.
Awal bulan ini pada Dialog Shangri-la di Singapura, Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr memperlihatkan sikap tegas untuk melindungi nyawa warga sipil dan militer Filipina dari kemungkinan insiden.
“Jika tidak hanya prajurit melainkan juga warga sipil Filipina terbunuh... menurut saya bisa didefinisikan sebagai tindakan perang dan oleh karena itu kami akan meresponsnya dengan tepat."
Belakangan, China mengatakan bahwa pernyataan Marcos Jr. dirancang untuk “dengan sengaja memutarbalikkan dan membesar-besarkan situasi maritim.” (ant/dil/jpnn)
Filipina dan China telah mengalami hubungan bilateral yang memburuk akibat sengketa wilayah di Laut China Selatan, yang sudah berlangsung lama.
Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif
- Keluarga Diktator Filipina Ferdinand Marcos Dilaporkan Terkait Transaksi Emas 350 Ton
- BSMI Peringatkan Dunia Internasional, Jalur Gaza Masih Belum Aman
- Dewan Pakar BPIP Djumala: KAA, Legacy Indonesia dalam Norma Politik Internasional
- Gempa Bumi M 5,8 Mengguncang Filipina Rabu Pagi
- Haidar Alwi: TNI-Polri Peringkat 5 Pasukan Penjaga Perdamaian Dunia
- Detik-Detik Penangkapan Kapal Ikan Filipina di Talaud