Filosofi Sang Petualang, Sembilan Naga dan Setengah Dewa dalam Benang Gelasan Joksyn

Filosofi Sang Petualang, Sembilan Naga dan Setengah Dewa dalam Benang Gelasan Joksyn
Joksyn berbagi dengan yatim dan duafa saat merilis varian baru benang gelasan. Foto: source for JPNN.com

"Lebih dari itu, di Indonesia kata Sembilan Naga identik dengan hal-hal yang cukup disegani. Nah, gelasan Joksyn, kami berharap akan menjadi gelasan yang disegani di langit," ucap Denmas.

Terakhir, Joksyn Setengah Dewa. Saat berbicara dewa berkaitan dengan hal-hal yang sempurna.

Joksyn tidak merasa sempurna, makanya melabeli benangnya bukan dewa. Cukup setengahnya, setengah dewa.

"Jadi yang dewa cukup Ahmad Dhani dan kawan-kawan saja. Mesti setengah dewa, kami menggadang-gadangkan produk ini cukup membuat lawan ketar-ketir di langit," kata Denmas.

Filosofi Sang Petualang, Sembilan Naga dan Setengah Dewa dalam Benang Gelasan Joksyn

Dalam acara rilis tiga varian baru tersebut di Cipayung, Jakarta Timur, Joksyn berbagi dengan yatim dan duafa Cibubur.

Sebagian dari keuntungan penjualan disumbangkan. "Kalau teman-teman beli salah satu dari tiga varian baru ini, berarti telah ikut membantu yatim dan duafa," ujarnya.

Sebelum tiga varian baru tadi, produk gelasan Joksyn yang sudah beredar adalah Green Monster, King Vero, The Hero, Special Tournament, dan Rupatanera yang dirilis November 2020. (*/adk/jpnn)

Pemilik Joksyn bilang, cukup Ahmad Dhani dan kawan-kawan saja yang dewa. Joksyn cukup setengahnya saja.


Redaktur & Reporter : Adek

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News