Fintech Jadi Solusi Pengembangan UMKM
"Sayangnya, para pelaku UMKM yang hendak mengakses KUR melalui bank, harus memiliki salah satu komponen penting, yaitu agunan. Ketiadaan agunan membuat mereka menjadi kesulitan untuk memperoleh modal," paparnya.
Mengutip hasil penelitian Institute for Development of Economics and Finance, William mengatakan, sekarang ini masih ada sekitar 60 juta pelaku UMKM.
Dari jumlah tersebut ternyata baru sebanyak sebelas juta pelaku UMKM yang bankable.
Sisanya sebesar 49 juta pelaku UMKM masih belum unbankable.
Masih berasal dari data yang sama, William mengatakan, total kebutuhan pembiayaan nasional untuk UMKM sebesar Rp 1.649 triliun.
Sementara kapasitas perbankan hanya Rp 660 triliun. Dengan begitu terdapat gap Rp 989 triliun.
Menurut dia, masyarakat yang belum terliterasi dengan baik ditambah besarnya kebutuhan pembiayaan nasional untuk UMKM menjadi peluang bagi pelaku usaha fintech.
"Namun, ingat jangan sampai fakta-fakta ini dijadikan motivasi perusahan fintech untuk mengeruk keuntungan besar semata," katanya.
Pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) bisa menggantungkan harapan pada perusahaan financial technology (fintech) untuk mengembangkan bisnisnya.
- Kymco Buka Peluang Kerja Sama Dengam UMKM dan Produsen Motor Listrik
- JIP Dukung UPRS VI Gelar Pelatihan & Bazar UMKM Rusunawa Jakarta
- Pembiayaan Mikro dan Ultra Mikro BRI Capai Rp 622,6 Triliun
- Amartha Perkuat Komitmen Membangun Ekosistem Finansial Inklusif di Asia Tenggara
- Indeks Bisnis UMKM BRI Triwulan I 2024: Ekspansi Masih Melambat, tetapi Tetap Prospektif
- Pembekalan Teknologi Digital untuk Nasabah PNM Terus Digeber