Forest City Nan Kapan-Kapan

Oleh Dahlan Iskan

Forest City Nan Kapan-Kapan
Dahlan Iskan.

Mahathir tentu tidak bisa begitu saja: menafikannya. Ini bukan proyek pemerintah.

Tapi Mahathir keukeuh: tidak akan mau mengeluarkan visa khusus. Visa tinggal di Malaysia. Biarpun membeli rumah di Forest City tetap saja: visa biasa.

Awalnya banyak yang mengira Mahathir tidak akan konsisten. Usaha meyakinkannya terus dilakukan.

Misalnya yang diupayakan menteri besar Johor, Datuk Osman Sapian. Yang terus menjelaskan pentingnya proyek Forest City bagi Johor. Juga bagi Malaysia.

Mahathir menanggapinya segera. Dengan sindiran yang mengena.

“Saya mendukung rumah-rumah di Forest City dijual ke orang asing. Agar orang-orang Malaysia tetap tinggal di rumah kayu dengan atap bocor,” kata Mahathir. Dua hari lalu.

Memang, kata Mahathir, kalau Malaysia diberikan ke asing akan bisa berkembang pesat. Kita bisa lebih modern dari Singapura. Mereka punya uang. Bisa membangun gedung-gedung yang indah. Dan kita tetap tinggal di rumah kayu.

“Kalau memang itu yang dikehendaki menteri besar saya OK. Setuju,” kata Mahathir merajuk.

Isunya: siapa membeli rumah di tanah reklamasi itu diberi hak istimewa. Ada reklamasi. Ada kontroversi.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News