Formula E, PON Papua, dan Sirkuit Mandalika

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Formula E, PON Papua, dan Sirkuit Mandalika
Revitalisasi kawasan Monas untuk Formula E. Foto: Azil/JPNN, diambil Februari 2020

Meskipun sama-sama dipayungi oleh Federasi Otomotif Internasional (FIA), tetapi Formula One dan Formula E adalah dua jenis balapan yang berbeda dengan aturan dan jenis mobil yang beda. Karena itu dua event itu saling bersaing satu dengan lainnya.

Indonesia masih ketinggalan dari banyak negara lain dalam penyelenggaraan balapan Formula One. Negara tetangga Singapura sudah terlebih dahulu sukses dengan menggelar seri Grand Prix Formula One sejak 2017, dengan kekhasan balapan pada malam hari.

Lintasan sirkuit yang memakai jalan-jalan kota menjadi daya tarik khas GP Singapura.

Malaysia juga sudah jauh meninggalkan Indonesia sebagai tuan rumah balapan internasional. Sirkuit Sepang di Selangor sudah menggelar balapan internasional sejak 1999.

Berbagai gelaran Grand Prix internasional secara berkala dihelat di Sepang, mulai dari Formula 1 sampai balapan MotoGP.

Dibanding dua negara tetangga itu Indonesia jauh ketinggalan. Indonesia baru mulai mengejar ketertinggalan dengan membangun sirkuit balap di Mandalika, NTB.

Untuk ajang Formula 1, Indonesia masih belum masuk hitungan, karena belum ada sirkuit yang memenuhi syarat. Karena itu, rencana balapan Formula E bisa menjadi alternatif strategis untuk mengejar ketertinggalan dari negara jiran.

Namun, penyelenggaraan Formula E malah menjadi ajang persaingan politik. Gagasan Anies Baswedan ini tidak dilihat sebagai terobosan profesional di bidang sport industry dan sport tourism.

Konon ada unsur politik yang membuat Formula E, PON Papua, dan Sirkuit Mandalika ramai jadi perbincangan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News