FPI di Daerah Serukan Gerakan Belanja di Toko Pribumi

FPI di Daerah Serukan Gerakan Belanja di Toko Pribumi
Polisi dari Polres Magelang mencopot spanduk berisi ajakan berbelanja di warung milik pribumi yang dipasang Gerakan Pribumi Berdaulat Magelang Raya (GPBMR) di Muntilan, Magelang, Jawa Tengah, Jumat (16/12). Foto: Radar Jogja/JPG

jpnn.com - MAGELANG - Beberapa hari lalu di beberapa titik di Muntilan, Kabupaten Magelang terdapat spanduk Gerakan Pribumi Berdaulat Magelang Raya (GPBMR). Spanduk itu berisi ajakan kepada warga agar membeli di toko atau warung milik warga pribumi.

Ternyata, ada motif ekonomi di balik gerakan itu. Yakni kekhawatiran pada keberadaan toko modern berjejaring.

“Pasar tradisional mengeluh karena adanya Indomart, Alfamart, Hero, Laris,” kata Ketua Front Pembela Islam (FPI) Temanggung Yhoenex Y.

Beberapa hari lalu, polisi sudah memeriksa Ketua FPI Magelang, Antha dan salah satu koordinator GPBMR Anang Imamuddin. FPI memang punya andil dalam pemasangan spanduk GPBMR.

Sejumlah spanduk dipasang di beberapa titik di Muntilan, Rabu (14/12). Tulisan di spanduk antara lain Pribumi Berdaulat Putera Daerah Berkarya dan Gerakan Belanja di Toko Pribumi. Lawan Penjajahan Asing dan Aseng.

Namun, polisi mencopot spanduk-spanduk itu. Polres Magelang juga memeriksa Antha dan Anang.

Karenanya Yhoenex pun mempertanyakan langkah polisi mencopot spanduk dan memeriksa aktivis FPI ataupun PPBMR.

“Sebenarnya yang resah atas pemasangan spanduk tersebut siapa? Polisi, para konglomerat, atau masyarakat? Kalau masyarakat, masyarakat yang mana? ” tanya Yhoenex.(dem/hes/jpg/ara/jpnn)

MAGELANG - Beberapa hari lalu di beberapa titik di Muntilan, Kabupaten Magelang terdapat spanduk Gerakan Pribumi Berdaulat Magelang Raya (GPBMR).


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News