Franka Nadiem Makarim Ingatkan Ibu-Ibu DWP soal Pelajar Pancasila

Keempat, bergotong royong. Pelajar Indonesia memiliki kemampuan untuk melakukan kegiatan secara bersama-sama dengan sukarela.
Kelima, bernalar kritis, yakni pelajar yang mampu secara objektif memproses informasi, menganalisis informasi, mengevaluasi informasi dan menyimpulkan.
Keenam, pelajar yang mampu memodifikasi dan menghasilkan sesuatu yang orisinal, bermakna, bermanfaat, dan berdampak.
Sementara, Ketua DWP Ditjen Diktiristek Kemendikbudristek Saraswari Nizam optimistis ibu Indonesia mampu menjalankan perannya di era Revolusi Industri 4.0 yang kian menantang.
Dia menyatakan bahwa perempuan harus cerdas, berilmu, berkepribadian, dan berbudi pekerti.
Saraswari mengatakan ibu harus menjadi pendidik yang baik bagi putra-putrinya, istri yang berbakti kepada suaminya, mandiri secara ekonomi untuk diri dan keluarga, bermanfaat bagi sosial kemasyarakatan.
“Jaga martabat perempuan Indonesia," pesan Saraswati Nizam.
Ketua DWP Kemendikbudristek Teti Aminudin memandang peran perempuan baik sebagai istri maupun sebagai ibu sangat berpengaruh pada pembentukan karakter anak.
Franka Nadiem Makarim mengatakan bahwa zaman memang sudah berubah, teknologi makin berkembang, tetapi peran ibu akan selalu bermakna.
- Dedi Mulyadi Tetap Kirim Siswa Bandel ke Barak Militer Meski Picu Pro Kontra
- Djakarta Warehouse Project 2025 Kembali ke Bali
- Dedi Mulyadi Kirim Pelajar ke Barak TNI, Gubernur Jateng Sampaikan Kalimat Menohok
- Soal Program Kirim Pelajar Bermasalah ke Barak, Dasco: Harus Dikaji Dahulu
- Dedi Mulyadi Ungkap Kriteria Pelajar yang Dikirim ke Barak TNI
- Jasad Bocah Diduga Korban Terkaman Buaya Ditemukan di Sungai Sangatta