G20 Summit Dinilai Memperkokoh Neoliberal
Kamis, 11 November 2010 – 13:07 WIB
Karena itu pula, Yuyun menyebut bahwa KAU menolak segala bentuk manipulasi isu-isu perubahan iklim, krisis pangan, krisis sosial untuk kepentingan kapitalisme, dan menuntut perusahaan multinasional dan pemerintah negara maju untuk membayar semua kerusakan yang ditimbulkan oleh krisis. KAU juga menolak segala bentuk utang luar negeri bagi negara-negara miskin, yang telah terbukti menjadi sebab keterbelakangan di segala aspek kehidupan.
"Kami menuntut satu penyelesaian fundamental, dengan mengganti sistem ekonomi politik neoliberal yang mendominasi selama ini, dan mendesak kerjasama yang setara di antara negara-negara senasib, serta solidaritas kaum buruh, petani dan kaum miskin untuk menyelesaikan masalah-masalah global secara lebih fundamental, dan membangun sistem alternatif yang berkeadilan bagi kepentingan nasional dan kesejahteraan rakyat," pungkasnya. (fas/jpnn)
JAKARTA - Program Officer Sekretariat Nasional Koalisi Anti Utang (KAU), Yuyun Harmono mengatakan, Pertemuan G20 (G20 Summit) yang berlangsung pada
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Berdayakan Ratusan UMKM, IKPP Diganjar Penghargaan CSR Terbaik
- Asosiasi Kontraktor Indonesia & Propan Raya Berkolaborasi Dukung Pembangunan di Indonesia
- Didimax Kembali Literasi Masyarakat soal Investasi di Pasar Emas dan Forex
- Pakai Nama Baru, CGS ID Targetkan Pangsa Pasar 7,2 Persen pada 2024
- JAVME 2024 dan Jakarta Pet Expo Bakal Digelar Bersamaan, Catat Tanggalnya
- Begini Efek Bansos terhadap Pertumbuhan Ekonomi