Gadaikan Motor hingga Buka Facebook untuk Nasi Bungkus

Gadaikan Motor hingga Buka Facebook untuk Nasi Bungkus
3 Orang suporter yang masih bertahan di Masjid Al Bina Senayan, Jakarta. Foto diambl pukul 22:29, Senin (28/1). Foto : Raka Deny/Jawa Pos
Ribuan suporter dari berbagai daerah sejak Senin pekan lalu (21/2) berdemo di depan Kantor PSSI, kompleks GOR Gelora Bung Karno. Tujuan mereka hanya satu: merevolusi PSSI, sekaligus menurunkan Nurdin Halid, sang ketua umum. Inilah kisah tentang kenekatan mereka.

==========================
 MUHAMMAD AMJAD, Jakarta
==========================

PELUH Muhammad membasahi wajahnya yang terlihat agak kuyu. Sesekali dia menyeka peluh itu dengan lengan kanan. Meski tampak kuyu, pria 29 tahun ini sangat bersemangat ketika berbicara. Apalagi, ketika materi pembicaraan mengarah kepada sosok Nurdin Halid, sang ketua umum PSSI. Kedua matanya bisa terlihat membelalak, seperti orang yang akan melampiaskan amarah.

   

"Saya jual tiga ayam saya untuk biaya berangkat ke Jakarta. Saya mau berkorban karena saya ingin menunjukkan bahwa suporter sepak bola sudah bosan dengan permainan PSSI. Harus ada perubahan," kata pria asal Bojonegoro, Jatim, yang akrab dipanggil Mamat ini, penuh semangat. Sore itu (25/2) dia ditemui Jawa Pos di depan Kantor PSSI di kompleks GOR Gelora Bung Karno, Jakarta.

Mamat dan ribuan suporter lain dari berbagai daerah di Indonesia, sejak Senin pekan lalu (21/2) memang tumplek blek di depan Kantor PSSI. Mereka berdemo berhari-hari, menuntut terjadinya revolusi di tubuh PSSI. Mereka juga menuntut Ketua Umum Nurdin Halid diturunkan.

Ribuan suporter dari berbagai daerah sejak Senin pekan lalu (21/2) berdemo di depan Kantor PSSI, kompleks GOR Gelora Bung Karno. Tujuan mereka hanya

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News