Gadis Garut Dipekerjakan di Medan Tanpa Gaji Selama 6 Tahun

Tanpa permisi, Sri ikut saja. Dia percaya karena Dedeh adalah tetangganya. Sri akhirnya dibawa Dedeh. Dia tak sendiri. Ada 5 perempuan muda lain bersama, ikut dibawa Dedeh naik pesawat ke Jakarta. Di sana mereka nginap di hotel.
“Satu hari aja nginap di hotel. Besoknya dibawa ke bandara Soerkano-Hatta, terus naik Sriwijaya Air ke Medan,” ujar cewek yang hanya tamatan SD itu.
Tiba di Bandara Polonia Medan, Sri sempat berontak begitu tahu dibawa ke Medan. Namun, dia akhirnya takut. Karena Dedeh langsung pergi. Sementara, mereka dijemput perempuan bernama Nuraida alias Butet.
“Ibu Butet itu kejam. Saya takut. Kami dibawa naik mini bus ke ruko milik, di Jalan Jamin Ginting. Itu aja yang saya ingat alamatnya,” bebernya.
Tiba di sana, kata Sri, sudah ada juga perempuan muda yang ditaksirnya berusia 13-15 tahun. “Baru tiba di Medan dan dijemput dengan bus yang sama,” tambahnya.
Sri menaksir, ada sekitar 20-an perempuan muda di ruko itu. Di sana, mereka didata dan diajari jadi pembantu. Juga diimingi gaji besar dan diminta nurut atas perintah majikan.
“Kami disuruh nurut karena majikan kami katanya orang kaya dan ngasih gaji besar. Kami juga sering dipukul kalau enggak nurut perintahnya,” ujarnya.(gir/jpnn)
JAKARTA – Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak, Arist Merdeka Sirait menegaskan, Sumatera Utara masuk kategori daerah darurat kekerasan
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Bongkar Penyelundupan Benih Lobster, Bea Cukai Batam Cegah Negara Rugi Rp 48 Miliar
- ERIA Tegaskan Pentingnya Peran Pemimpin Dalam Perdamaian Berkelanjutan
- Polda Jabar Tangkap 4 Orang Perusuh Saat Peringatan May Day di Bandung
- Kemenag: 29.288 Jemaah Calon Haji Indonesia Tiba di Madinah
- KPK Periksa Direktur PT Visiland Terkait Dugaan Korupsi Pengadaan di PT INTI
- Srikandi BUMN Ajak Seluruh Perempuan di Indonesia Berani Tampil & Jadi Agen Perubahan