Gaji dan THR Sejumlah Perawat Indonesia Dipotong Saat Berjuang Hadapi Corona

Gaji dan THR Sejumlah Perawat Indonesia Dipotong Saat Berjuang Hadapi Corona
Ratusan perawat harian lepas melaporkan belum menerima THR dan bahkan mengalami pemotongan gaji. (Foto: Antara Foto)

Tapi Satya mengaku tidak punya pilihan lain selain harus menjalani tugasnya meski dengan gaji rendah.

Ia juga harus mengusahakan sendiri alat pelindung diri (APD) yang harus dikenakannya, karena tiap tenaga kesehatan di puskesmas tempatnya bekerja hanya dijatah satu APD per minggu.

"Jadi pertama kali, kami menggunakan jas hujan yang harganya Rp15 ribu atau Rp20 ribu, yang plastik tipis," kata Satya.

Sementara masker dijatah empat buah per minggu, itu pun menurutnya tidak memenuhi standar kesehatan.

"Tidak ada kacamata. Mau pakai uangnya siapa? Gaji Rp1,3 juta saja masih beli [perlengkapan] sendiri," tambahnya.

Kondisi APD yang tidak maksimal membuatnya khawatir untuk berinteraksi dengan anggota keluarganya selepas kerja karena takut menulari mereka.

"Indonesia Terserah"

Gaji dan THR Sejumlah Perawat Indonesia Dipotong Saat Berjuang Hadapi Corona
Pekerja medis mengungkapkan rasa frustrasi mereka melihat kondisi penanganan pandemi virus corona.

 

Gaji karyawan rumah sakit dipotong

Sebagai THL, besaran gaji yang diterima Satya tidak sebanding dengan jam kerjanya yang melebihi batas jam kerja PNS, yaitu 7,5 jam per hari atau 150 jam per bulan, merujuk pada PP Nomor 53 Tahun 2010 dan Keputusan Presiden Nomor 68 Tahun 1995 tentang Hari Kerja di Lingkungan Lembaga Pemerintah.

Di saat merayakan Idul Fitri sejumlah pekerja lepasan, termasuk tenaga kesehatan, ada yang belum mendapatkan Tunjangan Hari Raya (THR) bahkan mengalami pemotongan gaji

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News