Gali Makam Mahasiswa IAIN Gorontalo yang Meninggal saat Pengaderan, Polisi Ungkap Fakta Ini
Ia mengatakan terkait insiden meninggalnya HS saat mengikuti pengaderan, pihak penyidik Satuan Reserse Kriminal Polres Bone Bolango sudah memeriksa sekitar 78 orang saksi yang terdiri dari 34 orang peserta pengaderan, 42 orang panitia pelaksana, serta dokter yang waktu itu menangani korban saat dibawa ke rumah sakit.
"Nanti setelah itu, baru kita akan lakukan pemeriksaan ulang terhadap panitia dari IAIN Gorontalo, yang kemudian nanti akan kita lakukan penetapan tersangka," katanya.
Selain personel Polres Bone Bolango, Polres Gorontalo dan dokter ahli forensik, pelaksanaan ekshumasi turut disaksikan oleh keluarga HS hingga pemerintah wilayah setempat.
Meskipun berlangsung aman dan lancar, proses ekshumasi mendapatkan pengamanan ketat dari pihak aparat Kepolisian gabungan. Tak heran kegiatan itu juga mengundang banyak warga yang sengaja datang untuk menyaksikan.
Untuk diketahui, proses ekshumasi sendiri adalah penggalian mayat atau pembongkaran kubur yang dilakukan demi keadilan oleh yang berwenang dan berkepentingan, yang selanjutnya mayat tersebut diperiksa secara ilmu kedokteran forensik.(antara/jpnn)
Kasus kematian mahasiswa Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sultan Amai Gorontalo berinisial HS, pada Oktober saat mengikuti pengaderan memasuki babak baru.
Redaktur & Reporter : Budianto Hutahaean
- Berawal dari Laporan Masyarakat, Polisi Ungkap Peredaran Kosmetik Ilegal di Kota Gorontalo
- Hadiri Peluncuran Koperasi KTNM, Fadel Muhammad Sampaikan Sejumlah Harapan
- Main Bola Bareng Presiden Jokowi, Mentan Amran Cetak 2 Gol
- Sosialisasi Empat Pilar MPR, Fadel Muhammad Ajak Rakyat Indonesia untuk Terus Bersatu
- Sarasehan Kehumasan MPR, Fadel Muhammad Menyapa Rakyat Gorontalo di Momen Idulfitri
- Fadel Muhammad Berharap Tradisi Lebaran Ketupat di Gorontalo Dijaga Agar Jangan Punah