Gangguan Kecemasan, Insomnia, Hingga Trauma Dialami Penyintas COVID dan Anak Muda Indonesia Saat Pandemi

"Suster, aku takut mati, tapi jika enggak kuat, boleh bunuh diri kah suster?"
Itu adalah sepotong kalimat dalam pesan yang dikirimkan Omar Fahd, seorang perancang busana di Tangerang, Banten, kepada seorang biarawati melalui Instagram.
Akhir Juni lalu, Omar dan tujuh orang lain di rumahnya terpapar COVID-19. Dalam tiga minggu, empat di antaranya meninggal dunia.
Ini adalah kedua kalinya Omar terpapar COVID-19, meski ia sudah divaksinasi.
"Keadaan saya sudah enggak bisa ngerti apa-apa, karena saya juga mau membantu [tapi] dalam keadaan yang enggak bisa ngapa-ngapain," kata Omar.
Ia mengatakan itu adalah salah satu kesulitan yang ia hadapai, saat ingin mengurus kematian, tapi untuk bisa berdiri pun ia tidak bisa.
Omar juga mengaku di saat menahan rasa sakit secara fisik, ia juga memendam rasa bersalah telah menularkan COVID-19 di rumahnya.
"Mental saya jatuh karena terlalu banyak yang meninggal di samping saya, sampai semua orang takut sama kita."
Omar juga mengaku di saat menahan rasa sakit secara fisik, ia juga memendam rasa bersalah telah menularkan COVID-19 di rumahnya.
- Dunia Hari Ini: Amerika Serikat Sepakat untuk Membangun Kembali Ukraina
- Realisasi Investasi Jakarta Triwulan I-2025 Capai Rp 69,8 Triliun, Tertinggi di Indonesia
- Ibas Tegaskan Indonesia dan Malaysia Tak Hanya Tetangga, Tetapi..
- Dunia Hari Ini: Pakistan Tuding India Rencanakan Serangan Militer ke Negaranya
- Dunia Hari Ini: PM Terpilih Kanada Minta Waspadai Ancaman AS
- Amnesty International: Praktik Otoriter dan Pelanggaran HAM Menguat di Indonesia