Gara-gara Rp50 Ribu Pemuda Dibunuh

Gara-gara Rp50 Ribu Pemuda Dibunuh
Gara-gara Rp50 Ribu Pemuda Dibunuh

jpnn.com - SAMARINDA-Tangisan Masrun (54), pilu terdengar di kamar jenazah RSUD A Wahab Sjahranie, Samarinda, Jumat (2/8) dini hari. “Kenapa kamu, Nak,” ucap Masrun.

Kata-kata itu diulang berkali-kali. Anak sulungnya, Eko Dimas (20), tewas bersimbah darah dua jam sebelumnya di kamar indekos, Jalan Suwandi Blok B, No 54, Kelurahan Gunung Kelua, Kecamatan Samarinda Ulu. Tersangka pembunuhnya tak lain adalah kawan indekos korban. Eko baru satu bulan ini training di Hotel Grand Victoria.

Masrun sangat terpukul atas kejadian yang menimpa anaknya ini. Beberapa kali pria berkumis ini tersandung, bahkan nyaris jatuh. Berdiri pun hampir tak bisa. Terlebih saat ia melihat jasad anaknya terbujur kaku di kantung berwarna kuning.  Pria yang mengenakan jaket hitam tersebut lantas memeluk jasad anaknya yang tak bernyawa itu.

Air matanya seolah habis di atas kantung mayat tersebut. “Saya masih belum tahu bagaimana cara untuk memberi tahu istri saya tentang kejadian ini,” ucap Masrun sesekali terisak.

Sepupu sekali Eko, Siti Aminah (27), tidak menyangka hal buruk menimpa saudaranya. “Dua minggu lalu dia masih datang ke rumah saya bersama kekasihnya,” ucap perempuan berjilbab ini. Di mata keluarga Eko dikenal pendiam dan cenderung selalu menghindar dari permasalahan.  

Siti sangat terkejut dengan kabar dari kepolisian yang menimpa sepupunya ini. “Saya kira Eko kena razia motor, karena sekitar dua bulan lalu juga dia sempat terkena razia karena belum memiliki SIM,” tuturnya bergetar.

Siti mengatakan, sebelum tinggal di indekos yang sekarang, Eko sempat indekos di Gang Pelayaran, Jalam M Yamin. “Saya kira kejadiannya terjadi di sana,” ujar Siti.  Jebolan pesantren ini adalah sulung dari dua saudara. Eko memiliki adik perempuan yang usianya tidak terlampau jauh dari dirinya. Sang sulung inilah yang sebenarnya diharapkan menjadi harapan keluarga. Belum hal itu terwujud, nasib malang menimpa Eko.

Dua jam sebelumnya, Kamis (1/8) malam, Indekos Putra di Jalan Suwandi, Blok B itu mendadak mencekam. Joko Muliadi (44), pemilik indekos menyaksikan tragedi berdarah yang terjadi di lantai dua. Pembunuhan terhadap Eko dilakukan Farid (23), seorang cleaning service di Robinson (SS), menggunakan pisau dapur stainless bergagang kayu.

SAMARINDA-Tangisan Masrun (54), pilu terdengar di kamar jenazah RSUD A Wahab Sjahranie, Samarinda, Jumat (2/8) dini hari. “Kenapa kamu, Nak,”

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News