GBS Penyakit Berbahaya, Kenali Gejalanya
Ketika sudah dinyatakan positif, penderita harus menjalani rawat inap. Di Jawa Timur, RSSA menjadi salah satu rumah sakit yang memiliki fasilitas untuk menangani penderita GBS.
Badrul menjelaskan, ada dua macam pengobatan yang biasa diberikan. Yakni, pemberian obat Intravenous Immunoglobulin (IVIg) selama lima hari.
”Sayangnya, obat IVIg belum di-cover sepenuhnya oleh BPJS Kesehatan. Jadi memang mahal, bisa di atas Rp 100 juta,” kata dia.
Kemudian, pengobatan kedua adalah plasma exchange therapy. ”Mirip dengan cuci darah,” ujar dia.
Meski tak semahal pengobatan dengan IVIg, plasma exchange therapy bisa menghabiskan puluhan juta rupiah.
Badrul menyatakan, ketika cepat ditangani, kemungkinan penderita GBS sembuh sangatlah besar.
”Setelah rawat inap, lalu dilanjutkan dengan terapi, penderita bisa beraktivitas seperti sedia kala,” ucapnya.
Tapi, jika terlambat ditangani, penderita GBS bisa berujung pada kematian. Apalagi, angka kematiannya mencapai 10–15 persen.
Gejala penyakit GBS (Guillain-Barre Syndrome) antara lain timbul kesemutan pada area pergelangan tangan hingga ujung jari tangan, juga pada kaki.
- Para Siswa SMP Avicenna Dinilai Tampil Keren di TEDx Youth Event
- Ini Identitas 3 Korban Pesawat Jatuh di BSD Tangsel
- Lestari Moerdijat Sebut Harkitnas Momentum Menyatukan Kekuatan Setiap Anak Bangsa
- Bagaimana Kondisi Jenazah Korban Pesawat Jatuh di BSD? Begini Penjelasan Brigjen Hariyanto
- Hendak Tawuran, Lima Remaja di Senen Ditangkap Polres Metro Jakarta Pusat
- Maruarar Sirait dan Sejumlah Tokoh Aktivis Menginisiasi Pemberian Penghargaan Kepada Akbar Tandjung