Gelar Raker di Yogyakarta, GKR Hemas Beber Keluhan Warga Terdampak Tambang Pasir

Gelar Raker di Yogyakarta, GKR Hemas Beber Keluhan Warga Terdampak Tambang Pasir
Anggota DPD Ri menggelar Rapat Kerja dengan Pemda DIY, Pemda Kab. Sleman dan Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak Sabtu (8/1). Foto: dok DPD RI

jpnn.com, YOGYAKARTA - Anggota DPD RI dari DIY GKR Hemas mengatakan kegiatan penambangan pasir di daerahnya tidak lepas dari peliknya permasalahan kerusakan lingkungan hidup, transparansi pemberian izin operasional produksi, dan tata kelola tambang.

Dia mengatakan keluhan warga berbagai macam mulai dari lahan pertanian di bantaran sungai rusak hingga lahan penduduk runtuh, karena penambangan menggunakan mesin bego.

Menurut dia warga Jomboran melaporkan bunyi mesin tambang sangat mengganggu anak-anak belajar daring.

Warga juga mengadu penambangan berdampak menurunnya kualitas air sumur warga.

Hal tersebut diungkapkan GKR Hemas pada Rapat Kerja dengan Pemda DIY, Pemda Kab. Sleman dan Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak Sabtu (8/1).

Dia mengatakan, informasi itu didapat lantaran beberapa waktu lalu melakukan kunjungan lapangan lokasi penambangan pasir.

Melalui pertemuan ini, Hemas berharap para stakeholder memberikan data, informasi, usulan solusi, dan rekomendasi terkait aktivitas tambang pasir di Kali Progo.

Wakil Bupati Sleman Danang Maharsa mengakui persoalan Jomboran bermula dari surat keberatan warga tentang penolakan penambangan dengan alat berat pada Agustus 2020.

nggota DPD RI dari DIY GKR Hemas mengatakan berbagai macam warga sekitar mengeluh adanya kegiatan penambangan pasir mulai dari lahan pertanian

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News