Geliat Lokananta, Studio Musik Pertama Indonesia, untuk Bertahan Hidup
Andalkan Kapur Barus-Kopi untuk Lindungi Piringan Hitam
Minggu, 28 Oktober 2012 – 17:01 WIB
Kehadiran sejumlah musisi dan band top tanah air untuk rekaman cukup membantu Lokananta bernapas. Untuk menambah dana, lahan kosong pun dimanfaatkan buat lapangan futsal.
PANJI DWI ANGGARA, Solo
SIAPA saja yang memasuki studio musik Lokananta di kawasan Jalan Ahmad Yani, Solo, Jawa Tengah, siap-siap saja untuk dilempar ke masa lampau. Betapa tidak. Di depannya terbentang jalan raya yang nyaris tak pernah sepi dari lalu lalang kendaraan. Belum lagi hotel berbintang yang ramai oleh tamu.
Sebaliknya, di dalam studio berumur 56 tahun yang berada di bawah Perum Percetakan Negara RI (PNRI) itu yang dominan adalah kondisi sunyi, kesan tua, dan bahkan bagi sebagian orang suasananya cukup menyeramkan.
Kehadiran sejumlah musisi dan band top tanah air untuk rekaman cukup membantu Lokananta bernapas. Untuk menambah dana, lahan kosong pun dimanfaatkan
BERITA TERKAIT
- Dulu Penerjemah Bahasa, kini Jadi Pengusaha Berkat PTFI
- Mengintip Pasar Apung di KCBN Muaro Jambi, Perempuan Pelaku Utama, Mayoritas Sarjana
- Tony Wenas, Antara Misi di Freeport dan Jiwa Rock
- Hujan & Petir Tak Patahkan Semangat Polri Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Wilayah Terluar Dumai
- Tentang Nusakambangan, Pulau yang Diusulkan Ganjar Jadi Pembuangan Koruptor
- Pesantren Ala Kadarnya di Pulau Sebatik, Asa Santri di Perbatasan Negeri