Gembong Narkoba Asia Makin Canggih, 3 Negara ASEAN Ini Jadi Markas Mereka

Gembong Narkoba Asia Makin Canggih, 3 Negara ASEAN Ini Jadi Markas Mereka
Polda Kalimantan Barat berhasil mengungkap kasus peredaran narkotika jaringan internasional, dan mengamankan barang bukti jenis sabu seberat 1,1 kilogram. (Istimewa)

jpnn.com, JAKARTA - Gembong-gembong narkoba Asia kemungkinan memproduksi sendiri bahan-bahan mentah metamfetamin/meth, yang disebut prekursor, di Golden Triangle, sehingga mereka tidak perlu lagi mengimpor zat-zat prekursor seperti pseudoephedrine dan ephedrine dari luar.

Informasi itu diperoleh dari laporan laporan terbaru Kantor PBB untuk Urusan Narkoba dan Kejahatan (UNODC) yang diterima minggu ini.

Golden Triangle merupakan pusat produksi berbagai jenis narkoba di Asia Tenggara yang letaknya berada di wilayah pedalaman dan pegunungan di utara Myanmar, Thailand, dan Laos.

Gembong-gembong narkoba bekerja sama dengan kelompok pemberontak, terutama dari Myanmar, telah cukup lama mengendalikan Golden Triangle/Segitiga Emas, salah satu perkebunan opium terbesar di Asia.

Laporan terbaru itu menunjukkan kemampuan sindikat narkoba yang mencapai level baru, mengingat propionil klorid merupakan bahan yang cukup mudah diperoleh dan tidak diawasi ketat oleh otoritas di banyak negara.

"Organisasi-organisasi kriminal menggunakan bahan mentah prekursor dan telah mengembangkan kapasitas yang menakjubkan untuk memproduksi prekursor mereka sendiri -- sesuatu yang baru dapat diketahui," kata Perwakilan UNODC Asia Tenggara, Jeremy Douglas.

Kemampuan memproduksi prekursor turut meningkatkan produksi metamfetamin, atau yang dikenal dengan meth, dalam 10 tahun terakhir.

Data UNODC menunjukkan kepolisian di negara-negara Asia pernah menyita 139 ton meth pada 2019, sementara pada 2018 ada 127 ton metamfetamin dan 82,5 ton pada 2017.

Gembong-gembong narkoba Asia kemungkinan memproduksi sendiri bahan-bahan mentah narkoba metamfetamin/meth

Sumber Antara

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News