Genjot Banpres Produktif demi Usaha Mikro di Masa Pandemi

Genjot Banpres Produktif demi Usaha Mikro di Masa Pandemi
Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha Kemenkop UKM Eddy Satria dalam webinar bertema 'UMKM Kuat Indonesia Berdaulat' hasil kerja sama jpnn.com, GenPI.co dan BNI, Kamis (8/10).

jpnn.com, JAKARTA - Pandemi Covid-19 telah berimbas besar pada usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Kemenkop UKM) mencatat sejumlah masalah besar yang dihadapi UMKM pada pandemi Covid-19.

Menurut Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha Kemenkop UKM Eddy Satria, saat ini terdapat lima masalah besar yang dihadapi pelaku UMKM. Lima persoalan besar itu merupakan temuan Kemenkop UKM dalam penelitian atas 195.099 sampel UMKM pada Juni 2020.

Persoalan utama ialah penurunan penjualan, permintaan dan pelanggan yang dihadapi 23,1 persen pelaku UMKM. "Penurunan terbesar dialami yang mengandalkan toko fisik," ujar Eddy dalam webinar bertema UMKM Kuat Indonesia Berdaulat hasil kerja sama jpnn.comGenPI.co dan BNI, Kamis (8/10).

Persoalan kedua ialah hambatan distribusi (19,5 persen). Berikutnya masalah permodalan (19,45 persen).

Keempat, persoalan sulitnya bahan baku (19,08). Terakhir ialah hambatan produksi.

"Sektor usaha yang paling terdampak ialah penyedia akomodasi makan dan minum (35,88 persen), pedagang besar dan eceran (23,33 persen), serta industri pengolahan (17,83 persen)," papar Eddy.

Oleh karena itu pemerintah meluncurkan program untuk menyelamatkan dan memuluhkan UMKM. Anggaran dari pemerintah untuk program UMKM di masa pandemi mencapai Rp 123,46 triliun.

Kemenkop UKM mencatat sejumlah masalah besar yang dihadapi UMKM pada pandemi Covid-19.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News